(Batik Air ID 6231 dijadwalkan berangkat pada pukul 17.55, pintu sudah ditutup pada pukul 17.52.
18.02 setelah lepas landa, gedung menara runtuh. Kami baru saja bergulir dari landasan dan merasakan ada sesuatu yang salah di landasan saat take off.
18.02 gempa bermagnitudo 7.4-7.7 menghantam Palu. Puji Tuhan saya mendengar sebuah suara (yang saya percaya itu Roh Kudus) mengatakan kepada saya untuk lepas landas lebih awal. Saya bergegas melakukan proses boarding.
Terlambat 30 detik saja saya tidak akan bisa terbang. Terima kasih Yesus.
Saya mengabadikan video ini tepat setelah terbang di ketinggian 1500 kaki. Gelombang tsunami yang aneh)
Dilansir Tribunnews.com dari Kompas.com pada Sabtu (29/9/2018), momen dramatis ini dialami oleh Kapten Ricosetta Mafella, pilot penerbangan Batik Air ID6231.
Diketahui, pesawat Airbus A320 yang diawakinya lepas landas saat gempa bumi sedang mengguncang Palu pada Jumat (28/9/2018).
Kapten Fella menceritakna bahwa hari itu adalah hari terakhirnya terbang di Batik Air karena lusa ia sudah akan kembali ke Lion Air.
Diketahui, Batik Air dan Lion Air tergabung dalam Lion Group.
Pada saat akan lepas landas, Kapten Fella meminta quick handling, sesuatu yang tidak biasa ia minta kepada ground handling.
"Entah kenapa kayak diingetin harus buru-buru terbang," ungkapnya.
Diketahui, Batik Air ID6231 melayani rute Palu-Makassar, saat mendapatkan izin take off, pesawat mulai rolling di runway dan Kapten Fella merasakan pesawat bergerak ke kanan dan kiri, getaran terasa mendatar dan bukan vertikal.
Saat itu, Kapten Fella belum menyadari apa yang terjadi saat rolling untuk take off itu adalah gempa bumi yang sedang melanda di Bandara Mutiara, Palu.
"Tetapi karena di cockpit fokus untuk airborne phase, jadi tetap dilaksanakan karena gak mengganggu," tulisnya.