TRIBUNNEWS.COM - Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang kawasan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) langsung mengeluarkan peringatan dini tsunami dicabut pascagempa pada pukul 17.37 WIB.
Namun, tsunami melanda sejumlah wilayah antara lain Palu, Donggala, Mamuju.
Dilansir Tribunnews.com dari Kompas.com pada Sabtu (29/9/2018), wilayah pantai barat Sulawesi Tengah dilanda sejumlah gempa besar sepanjang Jumat sore hingga malam.
Setidaknya tercatat 13 gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 5 sejak pukul 14.00 WIB hingga 21.26 WIB.
Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mejelaskan bahwa tsunami yang terjadi cukup tinggi.
Tinggi gelombang diperkirakan mencapai 1,5 hingga 2 meter.
"Kami belum data konkret, tapi ketinggian antara 1,5 meter sampai 2 meter," kata Rahmat, dalam wawancara kepada Kompas TV, Jumat malam.
Berikut ini kronologi gempa yang melanda di Sulawesi Tengah sejak pukul 14.00 WIB.
14.00 WIB, gempa berkekuatan magnitudo 5,9, lokasi di 8 km Barat Laut Donggala.
14.28 WIB, gempa berkekuatan magnitudo 5,0, lokasi di 10 km Timur Laut Donggala.
15.25 WIB, gempa berkekuatan magnitudo 5,3, lokasi di 11 km Timur Laut Donggala.
17.02 WIB, gempa berkekuatan magnitudo 7,4, lokasi di 25 km Timur Laut Donggala dan BMKG rilis gempa berpotensi tsunami.
17.14 WIB, gempa berkekuatan magnitudo 6,1, lokasi di 58 km Timur Laut Donggala.
17.25 WIB, gempa berkekuatan magnitudo 5,9, lokasi di 2 km Tenggara Palu.
17.37 WIB, peringatan dini tsunami dicabut BMKG.
17.39 WIB, gempa berkekuatan magnitudo 5,5, lokasi di 13 km Tenggara Donggala, tsunami menerjang Pantai Talise di Kota Palu, pantai barang Donggala.
Diketahui tsunami menerjang pemukiman di sepanjang pantai.
17.47 WIB, gempa berkekuatan magnitudo 5,0, lokasi di 9 km Tenggara Donggala.
17.50 WIB, gempa berkekuatan magnitudo 5,9, lokasi di 23 km Timur Laut Palu.
18.06 WIB, gempa berkekuatan magnitudo 5,4, lokasi di 18 km Tenggara Sigi.
19.27 WIB, gempa berkekuatan magnitudo 5,0, lokasi di Tenggara Donggala.
20,35 WIB, gempa berkekuatan magnitudo 5,8, lokasi di 68 km Barat Laut Donggala.
21.26 WIB, gempa berkukatan magnitudo 5,4, lokasi di km Barat Laut Donggala.
Penyebab tsunami di Palu dan Donggala
Masih melansir dari Kompas.com pada Sabtu (29/9/2018), menurut analisis sementara dari para ahli tsunami Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang dikutip oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tsunami disebabkan oleh dua hal.
Yang pertama, pada bagian Teluk Palu, tsunami terjadi karena adanya longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300 meter.
Sedimen dari sungai-sungai yang bermuara di Teluk Palu belum terkonsolidasi kuat sehingga runtuh dan longsor saat gempa kemudian memicu terjadinya tsunami.
"Hal ini terindikasi dari naik turunnya gelombang tsunami dan keruhnya air tsunami," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).
Sementara, di bagian luar dari Teluk Palu, tsunami disebabkan oleh gempa lokal.
Pada tsunami di bagian luar Teluk Palu itu gelombang tidak setinggi tsunami yang disebabkan longsoran sedimen dasar laut.
"Tsunami di bagian luar Teluk Palu airnya lebih jernih," ujar Sutopo.
Dampak gempa dan tsunami
Dampak dari bencana yang terjadi ini membuat komunikasi di sekitaran Palu dan Donggala lumpuh, pasokan listrik terputus, dan ribuan rumah rusak.
Kemudian bencana ini mengakibatkan sebanyak 384 meninggal dunia, 540 orang luka berat.
Dan juga Bandara Palu, Mutiara SIS Al-Jufrie mengalami kerusakan serta Pelabuhan Pantoloan Kota Palu mengalami kerusakan yang paling parah.
(Tribunnews.com/Natalia Bulan R P)