TRIBUNNEWS.COM - Tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT610 mengundang kesedihan mendalam bagi keluarga korban dan publik tanah air.
Pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang itu mengangkut 181 penumpang termasuk dua bayi dan 7 kru pesawat.
Sedianya, pesawat jenis Boeing 737 Max 8 yang baru dioperasikan pada Agustus 2018 itu tiba di Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada pukul 07.20 WIB.
Namun, 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, pesawat itu hilang kontak dan kemudian diketahui jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi.
Hingga saat ini, belum ada penumpang yang ditemukan dalam kondisi selamat.
Ada beragam kisah pilu muncul di balik musibah jatuhnya Lion Air JT 610.
Baca: KRI Banda Aceh Temukan Kursi Diduga Milik Lion Air JT610 yang Jatuh
Mimpi indah sebagian penumpang juga pupus lantaran nasib mereka berkata lain.
Berikut Tribunnews.com merangkumnya:
1. Diwisuda bulan depan
Salah satu keluarga dari Djap Min Jung (Anyuk) yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 adalah Vera Junita (23).
Vera adalah seorang mahasiswi Universitas Buddhi Dharma Jakarta jurusan Akuntansi yang rencananya akan diwisuda pada tanggal 13 November mendatang.
"Salah satunya Vera Junita, padahal 13 November ini mau wisuda," terang Anyuk ditemui bangkapos.com di posko crisis center Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Selasa (30/10/2018).
Vera ikut rombongan paman dari Anyuk yang juga akan menghadiri pemakaman nenek dari Anyuk.
2. Hendak Hadiri Pemakaman Nenek
Djap Min Jung alias Anyuk warga Sungailiat Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kehilangan 5 orang keluarganya dalam musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
5 orang tersebut berasal dari keluarga berbeda.
Pertama, adalah pamannya dan keluarganya serta anggota keluarga lainnya.
"Ada 5 anggota keluarga saya yang menjadi korban, keluarga paman saya dan ada anggota keluarga lainnya juga," jelas Anyuk kepada bangkapos.com di posko crisis center Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Selasa (30/10/2018).
Baca: Korban Lion Air JT-610 Ini Tinggalkan Istrinya yang Hamil Tujuh Bulan
Kedatangan keluarganya tersebut ke Pangkalpinang untuk menghadiri hari pemakaman nenek mereka yang bertepatan dengan jatuhnya pesawat tersebut.
"Kami baru mengetahui kabar ada jatuhnya pesawat sekitar jam 9-an dan itu PIN kami dapatkan dari media online karena kami sedang berduka jadi kami tidak menyalakan televisi," ucap Anyuk.
3. Usai menonton Timnas
Usai nonton Timnas Indonesia Vs Jepang bapak & anak ini jadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di sekitar tanjung karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
Identitas suporter bola itu diketahui seorang bapak bernama Wahyu Alldila, sementara anaknya bernama Xherdan Fachridzi.
Nama Xherdan Fachridzi dan Wahyu Alldila tertera di dalam manifes penumpang yang dirilis pihak Lion Air tepatnya pada nomor 5 dan nomor 46.
Menurut penuturan salah satu kerabat korban, Xherdan Fachridzi dan ayahnya Wahyu Alldila berangkat dari Pangkal Pinang ke Jakarta untuk tujuan menonton pertandingan bola.
Wahyu Alldila diketahui seorang yang bekerja di PT Pelindo II Cabang Pangkalbalam.
Mereka ingin menyaksikan pertandingan perempat final fiala Asia U-19 sepak bola Indonesia VS Jepang yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada minggu malam, 28 Oktober 2018.
"Mereka ke Jakarta nonton Indonesia VS Jepang kemarin," ujar Dipa salah seorang kerabat korban, Senin (29/10/2018).
Baca: Unggahan Kekasih Pramugari Korban Lion Air: Kamu Harus Kembali April 2019 Kita Akan Lamaran Sayang
Dipa mengaku sempat kaget saat mengetahui jatuhnya pesawat Lion Air tersebut pasalnya Wahyu Alldila dan anaknya Xherdan Fachridzi yang baru berusia 2 tahun adalah penumpang pesawat tersebut.
"Ketika saya membaca berita jatuhnya pesawat Jakarta-Pangkal Pinang, saya merinding. Karena itu rute yang saya beberapa kali naiki. Kampung halaman almarhumah ibu saya ada di Bangka. saya punya banyak sekali keluarga di sana," ujar Dipa.
"Dalam berita tersebut, ada dua bayi diantara 188 penumpang. Saya kaget bukan main ketika mendapat kabar salah satu bayi (balita) yang disebutkan itu adalah keponakan saya. Suami sepupu saya dan anaknya yang masih balita berada dalam pesawat itu," lanjutnya.
4. Janji antar anak sekolah
"Ma, lama sekali, Ayah kok belum pulang-pulang," kata Zihan kepada ibunya, Zakiah, saat menanyakan keberadaan ayahnya, Chairul Aswan.
Hingga saat ini Zihan tidak mengetahui apa yang menimpa ayahnya. Ia hanya tahu ayahnya hingga saat ini belum pulang ke rumah.
Chairul Aswan masuk daftar manifes penumpang pesawat Lion Air, JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
Kepada bangkapos.com, Zakiah mengatakan suaminya sempat menghubunginya pada malam hari sebelum pulang ke Pangkalpinang.
Chairul saat menghubungi Zakiah mengatakan akan pulang menggunakan pesawat Lion Air, berangkat penerbangan pertama pagi.
"Dia janji mau ngantar anaknya sekolah. Makanya berangkat pagi. Karena kalau tidak diantar ayahnya, anaknya tidak mau sekolah," kata Zakiah.
Zakiah datang ke Pos DVI Biddokkes Polda Babel, Senin malam menyampaikan data-data terkait ciri-ciri suaminya.
Terakhir, Chairul yang merupakan petugas pemadam kebakaran (damkar) Pangkalpinang sebelum berangkat ke Pangkalpinang mengenakan baju kemeja warna pink.
Ciri lainnya di belakang leher ada tanda hitam seperti tahi lalat.
5. Dilamar kekasih tahun depan
Duka mendalam atas tragedi Pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, tengah dirasakan oleh Muhamad Husni Fadhil.
Wanita yang paling disayang, Mery Yulanda merupakan pramugari di pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin (29/10/2018).
Muhamad Husni meluapkan perasannya soal Mery Yulanda, pramugari Lion Air JT610 lewat akun Instagramnya.
Dari apa yang disampaikan Husni, keduanya berencana menikah pada April 2019.
Diketahui bahwa Mery Yulanda menjadi pramugari di Lion Air JT610.
Pesawat Lion Air JT610 dikomondai oleh Kapten Bhavye Suneja dengan copilot Harvino.
Pesawat Lion Air JT 610 membawa enam awak kabin, yaitu hintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula.
6. Pegawai Kemenkeu, Polisi hingga Anggota DPRD Jadi Korban
Pesawat Lion Air JT610 dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta - Tanggerang tujuan Bandara Depati Pangkalpinang yang jatuh di perairan Karawang juga turut mengangkut sejumlah pejabat.
Sejumlah anggota DRPD Bangka Belitung, pejabat dari Polda Bangka Belitung, Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung serta pejabat dari Direktorat Pajak Kementerian Keuangan, pegawai BUMN yang bertugas dI Pangkalpinang diduga menjadi korban dan tak bisa dihubungi.
Beberapa nama anggota dewan yang masuk dalam pesawat tersebut H Eling (PPP), Dolar (PKB) , HK Djunaidi (Partai Demokrat) , Mugni (Partai Golkar) , Murdiman (PKS) dan Muktar Rasyid (PAN).
Sedangkan 2 orang staf yakni M. Syafei pendamping dan Tessa Kausar, Staf Komisi IV DPRD Babel.
Tak hanya dari DPRD Bangka Belitung, sejumlah perwira Polda Kepulauan Bangka Belitung juga menjadi korban.
Tiga Anggota Polda Kepulauan Bangka Belitung berada di dalam pesawat JT 610 yang dikabarkan jatuh diperairan Kerawang Senin (29/10/2018).
Ketiga anggota Polda Kepulauan Bangka Belitung yang berada didalam pesawat antara lain AKBP Sekar Maulana, AKBP Mito dan Bripka Rangga Adi Prana
"Benar berdasarkan manifes pesawat ada tiga anggota Polda Kepulauan Bangka Belitung yang ikut terbang kita masih berusaha untuk terus mencari info kepastian," kata Kabid Humas AKBP Abdul Mun'im.
Personel instansi Kejaksaan juga turut menjadi penumpang Lion Air JT 610.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Bangka Belitung (Kejati Babel), Aditya Warman SH melalui Kasi Penerangan Hukum (Penkum) Kejati Babel, Roy Arland SH.
"Kejaksaan yg ada dipesawat koordinator eselon 3 Andri Wiranopa, isteri dan anaknya, Dodi Junaidi kasi pidsus Kejari Pangkalpinang, Sastiarta staf Kejati Babel, Sandi Johan Ramadhan jaksa fungsional Kejari Bangka Selatan," kata Roy dalam pesan singkat/WhatApps (WA) di grup wartawan kejaksaan, Senin (28/10/2018) pagi sekitar pukul 10.17 WIB.
Baca: Boeing Siap Bantu Investigasi Jatuhnya Lion Air JT 610
Adapun Kementerian Keuangan menjadi instansi yang personelnya cukup banyak menjadi penumpang Lion Air JT 610.
Berdasar keterangan yang Tribunnews dapatkan, ada sekitar 20 orang pegawai Kementerian Keuangan yang berada di dalam pesawat nahas dengan nomor penerbangan JT-610 tersebut.
(Tribunnews.com/Daryono)