TRIBUNNEWS.COM - Tiga negara sudah sepakat untuk menghentikan penjualan senjata mereka ke Arab Saudi setelah beredar isu tentang pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi.
Tiga negara tersebut yaitu Jerman, Finlandia, dan Denmark bersepakat untuk menghentikan penjualan senjata kepada Arab Saudi.
Finlandia dan Denmark bergabung dengan Jerman minggu ini dalam penghentian semua penjualan senjata di masa depan dan pengiriman peralatan militer ke pemerintah Saudi.
Dilansir Tribunnews.com dari USA Today, pembunuhan Khashoggi pada Oktober lalu di dalam Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, telah memicu kecaman dari Parta Republik dan Partai Demokrat.
Baca: Pembunuhan Jamal Khashoggi: Para Legislator Amerika Serikat Selidiki tanggapan Presiden Donald Trump
Presiden Donald Trump telah mendapatkan tekanan dari berbagai pihak untuk mengambil tindakan dari sekutu utama AS di Timur Tengah itu.
Setelah sebuah laporan dari CIA muncul yang menunjukan jika Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman merupakan otak dari pembunuhan Khashoggi, Trump mengambil sikap jika AS tetap berada di bawah kerajaan.
Pada Kamis (22/11/2018), Trump mengatakan jika sang Putra Mahkota telah menyesali atas kematian Khashoggi.
Dirinya menegaskan bahwa tidak ada bukti konklusif yang mengikat Putra Mahkota atas pembunuhan Khashoggi.
"CIA tidak pernah mengatakan jika mereka (Putra Mahkota) melakukan pembunuhan tersebut," ujar Trump.
Baca: 4 Fakta Baru Kematian Jamal Khashoggi: Dimutilasi dan Disiram Cairan Asam
Sementara itu, negara-negara lain telah mengambil langkah untuk memblokir penjualan senjata mereka ke Arab Saudi atas dasar pembunuhan Khashoggi dan terjadinya perang di Yaman yang telah menewaskan ribuan orang, termasuk anak-anak juga menyebabkan terjadinya bahaya kelaparan.
Dalam sebuah wawancara pada hari Kamis lalu, Menteri Luar Negeri Denmark, Anders Samuelsen, menyebut rezim Saudi telah merusak banyak bidang dan mengatakan akan menghentikan ekspor peralatan militer mereka.
Samuelsen mengatakan, dirinya berharap jika keputusan ini dapat menciptakan momentum lebih lanjut dan mendapatkan lebih banyak dukungan dari Uni Eropa atas kejadian tersebut.
Menurut laporan AP, di tahun 2017 Denmark sudah mengekspor peralatan militer mereka ke Arab Saudi sebesar Rp 11 triliun.
Baca: Kelompok Pembunuh Jurnalis Jamal Khashoggi Mayoritas Anggota Militer Arab Saudi
Kementerian Luar Negeri Finlandia juga membuat pengumuman serupa.
Mereka mengatakan tidak akan mengizinkan lisensi ekspor senjata untuk dijual ke pemerintah Arab Saudi.
Finlandia secara khusus menyebut, jika krisis di Yaman adalah yang paling buruk.
Kedua negara tersebut membuat pengumuan itu setelah Jerman mendesak negara-negara Eropa lainnya untuk menghentikan ekspor senjata mereka ke Arab Saudi pada bulan lalu.
Perdana Menteri Jerman, Angela Merkel, mengatakan bahwa Jerman akan menghentikan semua kesepakatan tentang eskpor senjata berkaitan dengan tewasnya Khashoggi.
Baca: Pangeran Saudi Galang Kekuatan Hadapi Tuduhan soal Pembunuhan Jamal Khashoggi
Menteri Ekonomi Jerman, Peter Altmaier mengatakan kepada Reuters bahwa Jerman berharap sekutu Eropa lainnya akan bersatu dan membuat perjanjian serupa untuk memberi tekanan lebih besar kepada Arab Saudi.
"Jika semua negara Eropa setuju, itu akan membuat kesan tersendiri kepada pemerintah Saudi," ujar Altmaier.
"Itu akan membuat konsekuensi positif jika kami menghentikan ekspor senjata," tambahnya.
Reuters menyebut jika Jerman pada tahun ini telah menyetujui perjanjian ekspor senjata kepada Saudi sekitar Rp 6 triliun.
(Tribunnews.com/Whiesa)