Akibatnya terjadilah ketegangan antara massa dan aparat.
Massa kembali dapat dikendalikan oleh petugas satgas, ketua SMUT serta Kepala Kamtibpus Trisakti.
Kesepakatan lagi keduanya sama-sama bergerak mundur.
Saat mahasiswa bergerak mundur kembali ke kampus, beberapa mahasiswa sempat terpancing emosi karena di antara barisan aparat ada yang menertawakan dan meledek serta mengucap kata-kata kotor kepada mahasiswa.
Di saat yang bersamaan, aparat menyerang mahasiswa dengan tembakan dan pelemparan gas air mata.
Massa mahasiswa panik dan berlarian menuju kampus.
Aparat melakukan penembakan membabi buta, pelemparan gas air mata, pemukulan dengan pentungan dan popor, penendangan dan penginjakkan, serta pelecehan seksual terhadap mahasiswi.
Termasuk Ketua SMUT yang berada di antara aparat dan massa mahasiswa tertembak oleh dua peluru karet dipinggang sebelah kanan.
Tidak hanya mengejar mahasiswa, penembakan juga dilakukan dari fly over Grogol.
Selain mengejar, aparat juga menangkap dan menganiaya mahasiswa dan mahasiswi kemudian membiarkan mereka tergeletak di tengah jalan.
Tembakan terus dilakukan ke arah depan gerbang Trisakti, sementara dari arah fly over aparat juga menembaki mahasiswa di dalam kampus.
Sebagian aparat yang berada di bawah menyerbu pintu gerbang dan menembak arah mahasiswa di dalam kampus.
Tembakan tersebut mengakibatkan korban meninggal dan korban luka.
Saat tembakan mulai mereda, para mahasiswa dilarikan menuju RS.