"Pemimpin yang baik harusnya menghargai pemimpin lainnya," ujarnya singkat sambil terus ikut melihat dan mengangkat langsung baliho rusak tersebut.
SBY Minta turunkan atribut yang tersisa
SBY kemudian mempertanyakan pengrusakan bendera dan baliho Partai Demokrat ini.
Ia mempertanyakan apakah pengrusakan ini dilakukan oleh pihak-pihak tertentu atau memang masyarakat Riau yang saat ini sudah berubah.
"Saya, kami, sangat hormat kepada saudara kami masyarakat Riau, sangat sayang, taat beragama, jadi seperti ini. Apakah saudara kami berubah atau ulah mereka mereka," kata SBY.
SBY juga mengaku dirinya hanya bisa pasrah dan mengadu kepada Allah atas apa yang terjadi.
"Saya ini bukan capres. Saya tidak kompetisi dengan Bapak Presiden Jokowi. Saya sebagai pemimpin partai Demokrat berikhtiar dengan cara yang baik dan amanah sesuai yang diatur konstitusi dan UU. Tapi ternyata ini yang kami dapatkan," kata dia.
Selanjutnya SBY memerintahkan Sekjen Partai Demokrat serta pemimpin Partai Demokrat di Riau dan Pekanbaru untuk menurunkan semua atribut yang tersisa.
"Lebih baik kita mengalah dan diturunkan daripada bendera kita, baliho yang tidak bersalah, dirobek," ujar dia.
SBY berkaca-kaca
Pasca memantau baliho dan bendera yang dirusak, SBY pun memberikan keterangan pers.
Kembali dikutip dari Tribun Pekanbaru, SBY didampingi oleh Hinca Pandjaitan membeberkan insiden pengrusakan tersebut.
Ia mengaku sangat sedih hingga suaranya terdengar bergetar saat berbicara.
Bahkan kedua matanya pun tampak berkaca-kaca serta terlihat berusaha menahan air matanya yang nyaris menetes.