Perusahaan menegaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Huawei adalah mata-mata Cina.
"Kami menyambut baik dialog terbuka dengan siapa saja yang memiliki kekhawatiran ini. Tapi untuk semua tuduhan ini, kami tetap membala diri dan kami tidak akan membiarkan reputasi kami ternoda," pungkas Ken.
2. Tunjukkan solidaritas, perusahaan Cina mempersempit ruang gerak Apple
Sejumlah perusahaan di Cina menetapkan kebijakan internal karyawannya tak menggunakan iPhone buatan Apple.
Jika ketahuan menggunakan iPhone maka tidak akan mendapat promosi jabatan.
Namun, ada kemudahan jika karyawan pengguna iPhone mau beralih ke Huawei.
Perusahaan menawarkan pembayaran kembali (reimburse) sebesar 25 persen dari harga ponsel.
Selain itu, harga ponsel Huawei pun didiskon khusus untuk karyawan. Masing-masing 50 persen bagi jejeran manajerial, serta 20 persen untuk pegawai biasa.
Kebijakan ini dibuat oleh sejumlah perusahaan di Cina yang simpati terhadap Huawei, yang tengah menghadapi polemik dengan pemerintah Amerika Serikat (AS), mengakibatkan salah satu petinggi Huawei ditahan oleh pemerintah Kanada.
Namun, walau terkesan patriotik dengan cara membela perusahaan dalam negeri, kebijakan ini juga menuai kontroversi. Ada juga yang menilainya sebagai perampasan kebebasan.
Kebijakan “menentang produk Apple” diberlakukan perusahaan-perusahaan di Cina pasca-insiden penangkapan bos Huawei di Kanada, atas perintah Amerika Serikat.
Sebelumnya Huawei dianggap sebagai mata-mata Cina.
Huawei telah membantah tuduhan itu, tetapi pemerintah negara Amerika Serikat tak percaya.
Alhasil, gesekan antara Cina dan Amerika Serikat kembali memanas.
Apple yang notabene merupakan perusahaan berbasis Amerika Serikat pun terkena imbas.
Hingga kini belum ada komentar dari Apple atas kebijakan perusahaan-perusahaan di Cina tersebut.
(Tribunnews.com/Vebri)