News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Erupsi Gunung Anak Krakatau

Aktivitas Terbaru Gunung Anak Krakatau Meningkat, dari 58 kali Gempa jadi 67 kali Gempa Letusan

Penulis: Umar Agus W
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivitas Terbaru Gunung Anak Krakatau Selasa 8 Januari 2019

Aktivitas Terbaru Gunung Anak Krakatau Meningkat, dari 58 kali Gempa Letusan jadi 67 kali Gempa

TRIBUNNEWS.COM -

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan kabar perkembangan aktivitas terbaru Gunung Anak Krakatau (GAK) Pada Selasa (8/1/2019) .

PVMBG menginformasikan kepada masyarakat luas setelah melalui akun resmi twitternya yakni @vulkanologi_mbg.

Dari informasi terbaru aktivitas gunung anak krakatau meningkat menjadi 67 kali alami gempa letusan.

Selain hal tersebut Gunung anak krakatau juga alami 35 kali gempa letusan dan 2 kali gempa vulkanik dalam.

Selain hal tersebut jika melihat dari visual gunung anak krakatau teramati asap putih kelabu tebal.

Tinggi dari asap putih tersebut yakni 800 hingga 1000 meter diatas kawah.

Baca: Prakiraan Cuaca BMKG di 33 Kota Hari Ini, Selasa 8 Januari 2019, Cuaca Cerah di Sejumlah Wilayah

Terkait hal tersebut jika melihat dari laporan sebelumnya, aktivitas gunung anak krakatau masih saja terus alami peningkatan.

Laporan terbaru aktivitas Gunung Anak Krakatau tersebut dikeluarkan PVMBG pada Senin (7/1/2019) pagi kemarin sekitar pukul 06.00 WIB.

Dari laporan tersebut tercatat bahwa Gunung Anak Krakatau hingga kini masih terus alami erupsi.

Bahkan Gunung Anak Krakatau tersebut juga tercatat mengalami 58 kali Gempa Letusan.

Selain hal tersebut Gunung Anak Krakatau juga mengalamai 42 kali gempa Hembusan semenjak Minggu 6 januri hingga Senin 7 Janurai 2019, pada pukul 06.00 WIB.

Baca: BMKG Mencatat Tiga Gempa di Wilayah Indonesia, Gempa Terbesar Terjadi di Halmahera Barat

"Dari kemarin hingga pagi ini visual gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah teramati dengan tinggi sekitar 1000 meter dari puncak berwarna putih - kelabu. Angin bertiup sedang ke arah timurlaut dan timur." tulis dalam website resmi vsi.esdm.go.id..

Berdasarkan kondisi tersebut, PVMBG merekomendasikan:

1. Masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radisu 5 kilometer dari kawah.

Yaitu di dalam kompleks Gunung Krakatau yang dibatasi oleh Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang.

2. Masyarakat agar menyiapkan masker untuk mengantisipasi jika terjadi hujan abu.

Untuk diketahui mengutip dari TribunLampung Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) Pada Sabtu (5/1/2019) di Selat Sunda kembali teramati mengeluarkan lava pijar dari kawahnya yang terpantau dari CCTV pos Sertung pada malam hari.

Petugas Pos Pantau GAK di Desa Hartopancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Suwarno mengatakan, sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, Sabtu (5/1/2019) gunung api yang berada di Selat Sunda itu dari data Magma VAR teramati mengeluarkan gempa letusan dengan amplitudo 17-28 mm dan durasi 45-108 detik.

"Untuk gempa embusan tercatat sebanyak 9 kali dengan amplitudo 10-22 dan durasi 45-87 detik," kata dia.

Masih teramati adanya gempa tremor menerus (mikrotremor) dengan amplitudo 2-12 mm (dominan 7 mm). Dan tidak terdengar suara dentuman.

"Untuk status GAK masih pada level III Siaga. Dimana para pengunjung/nelayan dilarang mendekati kawasan gunung api dalam radius 5 kilometer," terang Suwarno.

GAK merupakan gunung api yang tumbuh di lokasi bekas letusan dahsyat Krakatau pada 1883 silam. Gunung api ini mulai muncul ke permukaan laut sejak tahun 1930

Baca: Siapa Napi yang Dikirimi Video Syur Mantan Polwan Brigpol DS? Kalapas Way Gelang Ungkap Identitasnya

Sejak saat itu GAK terus tumbuh. Selama kurun waktu 88 tahun kehadirannya, GAK terus menunjukkan fluktuasi aktivitas vulkaniknya.

Sebelum mengalami erupsi hebat pada Sabtu (22/12/2018) lalu yang memicu tsunami Selat Sunda, GAK sudah beberapa kali mengalami peningkatan aktivitas vulcanik.

Petugas Pos Pantau GAK di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Suwarno. TRIBUN LAMPUNG/DEDI SUTOMO (Tribun Lampung/Dedi Sutomo)

Tercatat terakhir GAK sempat mengalami erupsi cukup hebat pada bulan September 2012. Dimana semburan debu vulkanik GAK sempat membuat heboh warga Bandar Lampung dan Pesawaran.

Pada tahun 2018 ini, GAK Mulai menunjukan peningkatan aktivitasnya sejak bulan Juni lalu.

Aktivitas gunung api di Selat Sunda ini terus mengalami pasang surut.

Baca: Bambang Widjojanto dan Adnan Topan Husodo Dicoret dari Daftar Panelis Debat Pilpres

Puncaknya terjadi pada Sabtu (22/12/2018) lalu adanya longsoran matrial ke laut yang memicu terjadinya stunsami Selat Sunda.

Pasca erupsi pada pekan lalu, GAK yang semula memiliki ketinggian 338 mdpl (meter dari permukaan laut). Kini mengalami pengurangan ketinggian 2/3 badannya.

Saat ini ketinggian gunung api tersebut hanya 110 mdpl.


(Tribunnews.com/ Umar Agus W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini