News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sutopo BNPB: Longsor di Windusari, Tlogojati, Wonosobo, 1 Orang dalam Pencarian

Penulis: Daryono
Editor: Suut Amdani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Longsor di Dusun Windusari Desa Tlogojati Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Sabtu (19/1/2019).

TRIBUNNEWS.COM - Longor kembali terjadi di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (19/1/2019).

Longsor tepatnya terjadi di Dusun Windusari, Desa Tlogojati, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. 

Dikutip dari postingan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, longsor terjadi pada pukul 11.00 WIB.

Longsor tersebut menyebabkan satu orang hilang dan saat ini masih dalam pencarian Tim SAR.

Sutopo mengungkapkan longsor dipicu oleh meningkatnya intensitas hujan di bulan Januari ini.

Baca: Kisah Bule Cantik Menikah dengan Guru di Wonosobo, Suka Jalan Kaki Jemput Suami Pulang Mengajar

Karena itu, Sutopo mengimbau masyarakat untuk selalu waspada.

"Tim SAR gabungan mencari satu korban tertimbun longsor di Windusari, Tlogojati Kab Wonosobo pada 19/1/2019 pukul 11.00 WIB. Hujan yanga makin meningkat menyebab kajadian longsor juga makin meningkat selama bulan Januari di Jawa Tengah. Masyarakat dihimbau selalu waspada," tulis Sutopo. 

Longsor di Wonosobo ini bukan kali pertama terjadi di musim penghujan tahun ini. 

Pada pertengahan Desember 2018 lalu, longsor menimpa Dusun Jetis RT 02/01, Desa Pacarmulyo, Kabupaten Wonosobo.

Saat itu, longsor tersebut menyebabkan dua orang luka-luka, satu rumah rusak dan kerugian material yang ditaksir Rp 300 juta.

Viral Penutupan Jalan dengan Tembok Beton di Wonosobo seusai Pilkades, Kini Pagar Sudah Dirobohkan

Masyarakat Kabupaten Wonosobo sempat dihebohkan dengan berita penutupan sebuah jalan yang menghubungkan antardesa di wilayah Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo, seusai pilkades berlangsung.

Kejadian tersebut pun viral di media sosial.

Jalan penguhubung tersebut diblokir dengan cara membangun pagar tembok dengan pecahan kaca di bagian atas.

Sehingga jalanan tersebut tidak bisa dilewati bagi warga.

Dikutip dari Kompas.com, penutupan akses jalan tersebut dilatarbelakangi ketidakpuasan dari salah satu calon kades terhadap hasil perhitungan suara.

Ketidakpuasan dari pihak suara yang tidak menang kemudian menutup akses jalan tersebut.

Pembongkaran tembok yang tutup akses jalan penguhubung desa Rejosari dengan desa Sindupaten Kabupaten Wonosobo, Senin (7/1/2019). Tembok dibangun oleh warga yang kalah maju Pilkades. (Dok Humas Polres Wonosobo)

Penutupan jalan dengan cara membangun tembok beton tersebut dilakukan oleh Soim Pamuji.

Soim mengakui pembangunan tembok itu sebagai bentuk kekecewaannya pada proses pilkades yang diikutinya beberapa waktu lalu.

Setelah beberapa hari jalan tersebut ditutup, kini tembok yang dibangun telah dirobohkan.

Hal ini diketahui melalui akun Instagram Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Dalam akun Instagram-nya ia mengunggah video proses penggempuran tembok, Senin (7/1/2019).

Pada video tampak seorang yang memegang martil berusaha untuk merobohkan tembok beton yang dibangun untuk menutup jalan.

Seorang yang memakai kaus bermotif gari-garis itu lantas berusaha menjebol tembok tersebut.

Baca: 5 Fakta Penutupan Jalan dengan Tembok di Wonosobo, Warga Kecewa karena Pilkades Pilihannya Kalah

Setelah beberapa kali mencoba namun gagal, kemudian digantikan oleh orang yang memakai kaus berbaju merah.

Martil pun kemudian dihantamkan ke tembok, setelah beberapa kali hantaman tembok pun jebol.

Dalam keterangan unggahannya, Ganjar Pranowo menerangkan bahwa yang melakukan pentupan jalan sudah merobohkan tembok yang dibangunnya.

Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, Kepala Polres Wonosobo AKBP Abdul Waras menerangkan, sebetulnya penutupan jalan oleh warga tersebut bukan merupakan pelanggaran karena merupakan tanah pribadi.

Pihaknya telah bertemu dan meminta penjelasan Soim Pamuji terkait persoalan ini.

"Sebenarnya bukan pelanggaran karena masih tanah pribadi yang bersangkutan, bukan milik negara, ada sertifikatnya juga, tapi memang karena kalah (Pilkades) jadi ditutup," terang Abdul.

(Tribunnews.com/Daryono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini