TRIBUNNEWS.COM - Abu Bakar Ba'asyir segera dibebaskan dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
Berbagai persiapan dan rencana pun dilakukan untuk menyambut guru di Pondok Pesantren (Ponpes ) Al Mukmin Ngruki, Grogol, Sukoharjo.
Berikut adalah rangkuman fakta-fakta dari berbagai sumber terkait kedatangan Abu Bakar Ba'asyir bebas mulai dari persiapan pengamanan polisi hingga calon tempat tinggal.
1. Pengamanan rute
Dibeirtakan TribunSolo.com, Polres Sukoharjo mempersiapkan pengamanan saat kepulangan Abu Bakar Ba'asyir di Ponpes Al Mukmin Ngruki, Grogol, Sukoharjo.
Ditemui TribunSolo.com, Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi, melalui KabagOps Polres Sukoharjo, Kompol Teguh mengatakan, pihaknya telah menyiapkan pengamanan saat kepulangan Abu Bakar Ba'asyir.
Baca: Abdul Rohim: Abu Bakar Baasyir Tidak Pernah Setuju dengan Terorisme
"Kita ada dua opsi pengamanan, untuk antisipasi kepulangan Abu Bakar Ba'asyir melalui darat atau udara," katanya, Senin (21/1/2019).
Pengamanan darat, Polres Sukoharjo akan menyiagakan pengamanan rute saat Abu Bakar Ba'asyir keluar dari pintu tol Ngasem hingga Ponpes Al Mukmin.
Sedangkan dari udara, pengamanan rute dilakukan dari bandara Adi Sumarmo hingga kawasan Ponpes Al Mukmin.
"Kita akan siagakan 75 personel gabungan yang meliputi Satlantas, Reskrim, Sabhara, Polsek Kartasura, dan Polsek Grogol," katanya.
Jumlah tersebut bisa bertambah menyesuaikan kondisi di lapangan dan permintaan dari Ponpes atau keluarga.
"Kami masih terus berkoordinasi dengan pihak ponpes maupun keluarga Abu Bakar Ba'asyir terkait pengamanan," katanya.
Selain pengamanan rute, Polres Sukoharjo juga akan melakukan pengamanan terkait antisipasi gangguan.
Kasat Intelkam Polres Sukoharjo, AKP Kholid, menambahkan pihaknya masih memantau perkembangan pembebasan Abu Bakar Ba'asyir.
"Kabarnya (pembebasan Abu Bakar Ba'asyir) masih simpang siur, kita masih akan pantau terus perkembangannya, koordinasi juga terus kita bangun," katanya.
Hingga saat ini, belum ada surat resmi dari Ponpes maupun keluarga kepada Polres Sukoharjo terkait pengamanan kepulangan Abu Bakar Ba'asyir.
Namun koordinasi terus dilakukan antara Polres Sukoharjo dengan pihak Ponpes maupun keluarga Abu Bakar Ba'asyir.
Baca: Respons Anak Abu Bakar Baasyir Sikapi Keberatan Perdana Menteri Australia Soal Pembebasan Ayahnya
2. Kurangi dakwah
Setelah bebas, Abu Bakar Ba'asyir tidak melakukan dakwah seperti biasanya, mengingat usianya yang sudah tua.
Saat ini Abu Bakar Ba'asyir genap berusia 80 tahun.
Putra Abu Bakar Ba'asyir, Abdul Rochim (Iim) mengatakan, ayahnya akan terus berdakwah, karena itu memang tugasnya sebagai ulama.
"Soal ceramah, beliau akan terus berceramah, tapi mungkin jadwalnya sedikit berkurang kita lihat kondisinya," katanya pada Sabtu (19/1/2019) pagi di Ponpes Ngrukim dikutip dari TribunSolo.com.
Mengenai Safari Dakwah, Iim belum bisa memastikan apakah ayahnya akan melakukan safari dakwah.
"Soal Safari Dakwah belum, karena beliau sudah tua," katanya.
Iim menambahkan kemungkinan Abu Bakar Ba'asyir akan sering didalam rumah karena kondisi kesehatannya.
"Umur beliau sudah uzur, dia sering mengeluhkan kram-kram, pinggang sering sakit, tapi secara umum kesehatan beliau saat ini membaik," katanya.
Iim menambahkan kondisi kaki Ayahnya sudah membaik setelah sebelumnya ada pembengkakan di kakinya.
"Kaki beliau yang bengkak itu sudah berkurang," katanya.
Iim bersyukur karena kondisi ayahnya saat ini sudah jauh lebih baik setelah ayahnya melakukan pemeriksaan secara rutin.
3. Sambutan keluarga
Pembebasan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir disambut oleh keluarga di Ponpes Al-Mukmin Ngruki Dukuh Ngruki RT 4 RW 17, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Juru Bicara (Jubir) keluarga yang juga putra dari Abu Bakar Ba'asyir, Ustaz Abdul Rachim Ba'asyir atau Iim mengaku, kabar pembebasan ayahandanya yang disetujui oleh Presiden Jokowi berasal dari Yusril Ihza Mahendra.
"Alhamdulillah keluarga sangat bersyukur, kami sangat senang," katanya kepada TribunSolo.com melalui saluran telepon, Jumat (18/1/2019) dikutip dari TribunSolo.com.
Adapun setelah mengetahui informasi tentang pembebasan ayahandanya yang keluar dari Lapas Kelas III Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Iim lantas terbang ke Jakarta.
"Kami mengurus administrasi, Insya Allah kalau tidak Senin ya Selasa pemulangan ke rumah (Ponpes Ngruki)," ungkapnya.
Setelah mendengar pembebasan itu, dia mengaku keluarga langsung menyiapkan penyambutan oleh santri dan bersih-bersih kamar yang selama bertahun-tahun ini ditinggalkan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir.
"Hanya dipakai Umi (ibu), ya kamar kita resik-resiklah (bersih-bersih)," ungkapnya.
Iim menambahkan, pembebasan ayahandanya sudah dinantikan sejak Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menemui keluarga Ustad Abu Bakar Ba'asyir di Ponpes Ngruki 27 Februari 2018.
"Soalnya abah (ayah) sudah sakit-sakitan, di antaranya kakinya membengkak," aku dia.
"Apalagi sudah umur tua, tidak pantaslah dipenjara, makanya kami bersyukur sekali dapat kabar itu," terang dia menegaskan.
4. Waktu pembebasan
Pembebasan tanpa syarat terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir belum dapat dipastikan waktunya, meski soal itu telah disetujui Presiden Joko Widodo.
Plt Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Agus Salim mengaku masih menunggu perintah dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) terkait surat pembebasan terhadap Ba'asyir.
"Kapasitas pembebasan tanpa syarat ini kan masih proses, belum dilakukan."
"Eksekusinya belum, jadi kami tidak akan panjang lebar," ucap Agus, Jumat (18/1/2019) dikutp TribunSolo.com dari Kompas.com.
Meski begitu, Agus tak menampik, seluruh proses tahapan pembebasan tanpa syarat Ba'asyir sudah diselesaikan, termasuk proses negosiasi.
Sambung Agus, pihaknya kini hanya tinggal menunggu surat perintah pembebasan yang dikeluarkan oleh kementerian.
"Mekanismenya kita tunggu dari pimpinan kami, khususnya ini kan perintah Presiden."
"Tugas kami hanya mengawal dan mengamankan," kata Agus.
Pembebasan terhadap Ba'asyir sendiri dilakukan setelah Jokowi menyetujui hal tersebut.
Salah satu pertimbangan Jokowi untuk membebaskan terpidana berusia 81 tahun itu karena rasa kemanusiaan dan kondisi kesehatan.
"Jadi pertimbangan Pak Jokowi memberikan pembebasan ini adalah semata-mata pertimbangan kemanusiaan."
"Dan, usia beliau yang sudah lanjut serta pertimbangan beliau juga seorang ulama yang dihormati," ucap Yusril Ihza Mahendra usai menemui Ba'asyir di Lapas Gunung Sindur, siang tadi.
5. Calon tempat tinggal
Abu Bakar Ba'asyir sudah dipastikan akan segera bebas dari tahanan setelah mendapatkan keputusan dari Presiden Joko Widodo.
Setelah bebas nanti Abu Bakar Ba'asyir akan tinggal di bersama anaknya Abdul Rochim dalam Ponpes Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo.
"Insya Allah beliau nanti akan tinggal bersama saya, di rumah saya, di dalam Ponpes Ngeruki," kata Abdul Rochim, Sabtu (19/1/2019) pagi di Ponpes Ngruki seperti ditulis Tribun Solo.com.
Saat ini pihak keluarga sedang menyelesaikan proses administrasi pembebesan Abu Bakar Ba'asyir yang direncanakan akan selesai minggu depan.
"Mudah-mudahan selesai antara Senin atau Selasa, kita berharap itu," katanya.
Pihak keluarga kini tengah melakukan persiapan kecil-kecilan untuk menyambut kepulangan Abu Bakar Ba'asyir.
"Rencana kita syukuran kecil-kecilan di pesantren karena ayah kami yang selama ini dipenjara bisa pulang, maka kami adakan penyambutan dan syukuran, dengan mengundang tetangga-tetangga." katanya.
Adapun sejumlah persiapan yang dilakukan pihak keluarga dalam menyambut kedatangan Abu Bakar Ba'asyir.
"Kami bersih-bersih rumah, menyiapkan, mungkin akan banyak tamu yang datang ke rumah, persiapan secara umum saja," kata pria yang akrab disapa Iim.
Setelah Abu Bakar Ba'asyir bebas, dia akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat.
6. Sejarah Ponpes Al Mukmin
TribunSolo.com memberitakan, Pondok Pesantren (Ponpes) Islam Al Mukmin Ngruki, Grogol, Sukoharjo akan menjadi tempat tinggal Abu Bakar Ba'asyir usai dirinya bebas dari penjara.
Hal ini disampaikan putranya, Abdul Rochim Ba'asyir (Iim) saat ditemui wartawan di Ponpes Islam Al Mukmin Ngruki, Sabtu (19/1/2019).
"Insya Allah beliau (Abu Bakar Ba'asyir) nanti akan tinggal bersama saya, di rumah saya, di dalam Ponpes Ngruki," kata Iim.
Ponpes Islam Al Mukmin merupakan pondok pesantren yang didirikan Abu Bakar Ba'asyir bersama delapan sahabatnya.
Humas Ponpes Islam Al Mukmin, Muchshon, mengatakan awal mulanya para ulama (Abu Bakar Ba’asyir dan sahabatnya) mendirikan Madrasyah Diniyah.
"Kemudian ada gagasan untuk mengasramakan para santri ke dalam sebuah wadah berbentuk lembaga pendidikan pondok pesantren."
"Rencana itu terealisasi pada 10 Maret 1972," katanya.
Awalnya pesantren hanya diisi sebanyak 30 santri dan terus berkembang.
Sampai saat ini Ponpes Islam Al Mukmin memiliki santri berjumlah hingga 1.300an orang.
"Saat ini ada sekitar 1.300 santri di sini yang tersebar di tingkat SLTP, dan SLTA," tambah Iim.
Para santri di Ponpes Al-Mukmin dibekali berbagai keahlian di bidang kaligrafi, jahit, sablon, jurnalistik, dan berbagai bidang keahlian lainnya.
Pengurus Ponpes Al-Mukmin mencapai 200 orang yang terdiri dari pengurus, guru tetap, dan guru bantu, yang mana salah satu pengajarnya adalag Gus Iim.
Muchshon, Humas Ponpes Al-Mukmin yang juga alumni juga menceritakan sekilas tentang sosok Abu Bakar Ba’asyir.
"Waktu saya masih belajar di sini, saya diajar oleh Ustaz Abu Bakar Ba’asyir tentang cara ibadah yang baik, dan keikhlasan, ajaran beliau tersebut menurut saya paling berkesan bagi saya," kata Muchshon.
Saat ini pendiri Ponpes Islam Al Mukmin yang masih hidup tinggal tiga orang termasuk Abu Bakar Ba’asyir.
Baca: 4 Fakta Terbaru Abu Bakar Baasyir Bebas, Tuai Protes hingga Isu Politik dan Kata Maruf Amin
7. Tuai Protes dari Australia
Pengeboman yang dilakukan oleh Abu Bakar Baasyir tahun 2002 tersebut nampaknya hingga kini masih menimbulkan bekas yang mendalam untuk Australia.
Pasalnya, seperti yang diketahui pengeboman yang dilakukan oleh Abu Bakar Baasyir di Bali tersebut, telah menewaskan 202 orang termasuk warga Australia.
Kabar tentang kebebasan yang akan segera dijalani Abu Bakar Baasyir ini juga nampaknya terdengar hingga Australia terutama keluarga korban bom Bali.
Mengutip dari Sbs.com.au, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan, pihaknya telah melakukan kontak dengan pemerintah Indonesia pada Sabtu (19/1/2019).
"Posisi Australia tentang masalah ini tidak berubah, kami selalu menyatakan keberatan yang paling dalam," kata Morrison kepada wartawan di Melbourne.
Jan Laczynski, seorang kerabat yang kehilangan teman-temannya pada 2002 silam merasa terkejut jika Abu Bakar Baasyir akan bebas.
"Terkejut, dia (Abu Bakar Baasyir) akan dibebaskan," kata Jan Laczynski.
"Berita yang benar-benar dahsyat sama efektifnya dengan kehidupannya sementara semua orang menderita melihatnya keluar dari penjara," lanjutnya.
8. Isu Politik Dikaitkan dengan Pembebasan Abu Bakar Baasyir
Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak (Vincentius Jyestha)
Kabar tentang pembebasan Abu Bakar Baasyir ini nampaknya juga dikaitkan dengan motif-mitf politik di dalamnya.
Seperti mengutip dari Kompas.com Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak turut serta memberikan tanggapannya.
Dahnil bahkan mengatakan, ada motif politik di balik pembebasan Abu Bakar Baasyir tersebut guna untuk menguntungkan Jokowi jelang pilpres April 2019 Mendatang.
Menurut Dahnil, publik juga pasti bisa menilai bahwa ada keterkaitan antara pembebasan Baasyir dengan motif politik Jokowi.
"Publik pasti bisa menilai, pasti ada kaitan dengan politik. Pasti publik paham, kami tak perlu menjelaskan lagi," kata Dahnil usai sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1/2019).
"Tiba-tiba menjelang pemilu sekarang berbaik-baik, semua orang bisa menilai," sambungnya.
9. Bantahan TKN Jokowi - Ma'ruf
Kendati tahun ini merupakan tahun politik namun nampaknya TKN Jokowi-Ma;ruf langsung menepis kabar tersebut.
Menjawab hal itu, Wakil Direktur Kampanye Tim Kampanye Nasional ( TKN) Jokowi-Ma'ruf, Benny Rhamdani, memastikan tak ada motif politik di balik pembebasan Baasyir.
Baasyir dibebaskan lantaran bunyi konstitusional memungkinkan demikian.
"Saya yakin dan percaya nggak ada lah (motif politik). Semua tentu kebijakan itu dikeluarkan presiden yang tentu secara konstitusional dimungkinkan, tak melanggar," kata Benny saat mengutip dari Tribunnews Jakarta.
Meski demikian, Benny mempersilakan publik memberikan penilaian terhadap pembebasan Baasyir.
Tetapi, pihaknya menegaskan bahwa pembebasan itu didasari hukum yang berlaku dan rasa kemanusiaan Jokowi.
"Orang bisa menilai itu silakan, bisa menafsir bahwa ini punya kepentingan politik silakan, tapi kemanusiaan yang jadi dasar Pak Jokowi harus dihormati dan dihargai semua pihak," tuturnya.
10. Ma'ruf Amin Berharap Tak Ada Intervensi Antar Negara
Merespon itu, calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin berpandangan pembebasan Baasyir merupakan langkah tepat yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia.
Terutama sudah menilik dari sifat penegakan hukum dan kemanusiaan.
"Itu urusan dalam negeri kita. Saya kira pemerintah punya kebijakan-kebijakan. Ada yang sifatnya penegakkan hukum dan ada sifatnya kemanusiaan dan Pak Jokowi sudah mengambil langkah itu," ujar Ma'ruf.
Hal tersebut disampaikan Ma'ruf seusai acara deklarasi dukungan relawan Moja 31, Cigugur Girang, Bandung Barat, Minggu (20/1/2019).
Ma'ruf meyakini, persoalan pembebasan Baasyir tidak akan mempengaruhi hubungan diplomasi antar kedua negara, lantaran memiliki kedaulatannya masing-masing.
"Tidak, kita masing-masing punya kedaulatan," ungkapnya.
Ma'ruf berharap tak ada intervensi antar negara terkait permasalahan Abu Bakar Baasyir.
Ma'ruf mengapresiasi langkah yang ditempuh oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ya, supaya tidak mengintervensi masing-masing negara," imbuh Ma'ruf.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Umar Agus W)