"Karena itu, operasi yang lebih ofensif tampaknya sangat diperlukan untuk menumpas gerakan KKSB Papua di Nduga dan sekitarnya," ujar Bamsoet melalui keterangannya, Jumat (8/3/2019).
Apalagi, dari kronologi peristiwa kontak senjata Kamis kemarin, terkesan, kekuatan KKSB Papua tidak bisa danggap remeh.
KKSB Papua masih mampu memberi perlawanan dan mengganggu proses evakuasi ketika helikopter yang akan mengangkut prajurit TNI yang gugur masih ditembaki KKSB Papua.
Selain itu, kemampuan KKSB Papua membawa lari jenazah rekan mereka yang tewas juga membuktikan kekuatan KKSB Papua.
Mereka memiliki markas dan tempat-tempat persembunyian di Nduga.
"Operasi yang lebih ofensif diperlukan untuk menjangkau dan menemukan tempat-tempat persembuyian KKSB Papua," kata Mantan Ketua Komisi III DPR RI itu.
2. Peningkatan pengamanan proyek di Nduga
Masih mengenai tanggapan Bambang Soesatyo, selain memperkuat moral prajurit TNI, operasi yang lebih ofensif secara tidak langsung akan meningkatkan aspek pengamanan proses pembangunan infrastruktur di Nduga.
Pembangunan di Papua hendaknya tidak boleh dihambat oleh gerakan KKSB Papua.
Ketua DPR juga berharap keluarga dari tiga prajurit yang tewas di Nduga itu tabah menghadapi musibah ini.
"Selain penghormatan kepada ketiga prajurit yang tewas, negara melalui TNI hendaknya memberi penghargaan dan apresiasi kepada keluarga yang ditinggalkan," ujar Legislator Partai Golkar itu.
3. Proyek Trans Papua tetap berjalan
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan kondisi terkini di distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua pada Jumat (8/3/2019) telah kondusif.
Kegiatan proyek pembangunan Trans Papua Wamena - Mumugu di Kabupaten Nduga tetap berjalan.