Mengutip dari BBC, Harina Hafitz merupakan satu dari tujuh staf World Food Program—badan pangan di bawah PBB—yang menumpang pesawat itu.
"Beliau sempat kirim Whatsapp ke saya hari Sabtu, memberitahu dapat tugas ke Nairobi."
"Pesawatnya dari Roma transit dulu di Addis Ababa," papar Adik dari Harina Hafitz, Hari Lutfi, Senin (11/3/2019) pagi WIB.
Harina telah berdomisili di Kota Roma, Italia selama puluhan tahun.
Baca: Ethiopian Airlines ET302 Jatuh, China dan 2 Maskapai Hentikan Operasi Pesawat Boeing 737 Max 8
Dia meninggalkan suaminya yang berkebangsaan Italia dan dua anak.
"Suaminya dan kedua anaknya masih shock, belum tahu harus bagaimana," kata Hari, adik langsung dari Harina yang merupakan sulung dari empat bersaudara.
Secara terpisah, seorang keponakan Harina mengatakan pihak keluarga sedang menunggu kabar dari WFP dan Ethiopian Airlines.
"Semasa hidupnya, beliau ada seorang pekerja keras," kata Sevila, anak dari adik bungsu Harina.
3. Soal Jenis Pesawat
Jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines ET302 tersebut menimbulkan polemik soal jenisnya.
Pesawat tersebut menggunakan jenis pesawat Boeing 737 Max-8.
Jenis pesawat tersebut sama seperti Lion Air JT-610 penerbangan Jakarta - Pangkalpinang yang jatuh pada Oktober 2018 lalu.
Pesawat Lion Air dengan penerbangan JT-610 rute Jakarta - Pangkalpinang dikabarkan jatuh pada Senin (29/10/2018).
Pesawat yang terbang pada pukul 06.20 tersebut sempat hilang kontak 13 menit setelah take off.
Baca: Pesawat Ethiopian Airlines Jatuh Menghempas Tanah, Staff PBB dari Indonesia Jadi Korban Tewas