Pemakaman pertama bagi korban penembakan di masjid Kota Christchurch, Selandia Baru, telah berlangsung pada Rabu (20/3/2019). Pemakaman tersebut dilakukan untuk Khaled Mustafa dan putranya yang berusia 15 tahun, Hamza.
TRIBUNNEWS.COM - Pemakaman pertama untuk ayah dan anak korban pembantaian di masjid Kota Christchurch, Selandia Baru telah berlangsung, Rabu (20/3/2019).
Seorang pengungsi Suriah bernama Khaled Mustafa dan putranya yang berusia 15 tahun, Hamza dimakamkan di pemakaman Taman Memorial, Linwood, Selandia Baru.
Salah satu korban teror di masjid Kota Christchurch, Selandia Baru yang sekaligus adik dari Hamza, Zaid juga menghadiri pemakaman ayah dan kakaknya tersebut.
Baca: Pasca Serangan Teror di Masjid Selandia Baru, Australia Ingin Belajar Tentang Islam Dari Indonesia
Baca: Terbaru Kasus Penembakan di Selandia Baru, Video Ditonton 4 Ribu Kali hingga Identifikasi Korban
Pemakaman pertama korban penembakan di masjid Kota Christchurch, Selandia Baru ini dihadiri oleh ratusan pelayat.
Dikutip dari BBC, terlihat juga para relawan yang rela datang dari jauh-jauh ke Christchurch untuk membantu proses pemakaman dan mendukung keluarga korban.
"Setelah waktu yang singkat untuk berdoa, keluarga dan teman-teman akan membawa jenazah itu ke situs kuburan dan diletakkan untuk beristirahat," kata Pejabat Dewan, Jocelyn Ritchie kepada wartawan.
Dikutip Tribunnews.com dari DW.com, pihak kepolisian Selandia Baru berharap untuk segera menyelesaikan proses identifikasi dan melepaskan para jenazah ke keluarga.
Baca: MUI Sesalkan Ucapan Senator Fraser Anning Soal Kasus Penembakan di Selandia Baru
Baca: Puji PM Selandia Baru, Fahri Hamzah: di Sini Ada Duka, Pemimpinnya Sibuk Kampanye
Sejauh ini 21 korban telah diidentifikasi secara resmi oleh petugas koroner.
Beberapa korban mungkin dipulangkan ke luar negeri oleh kerabat mereka.
"Kami melakukan semua yang kami bisa untuk melakukan pekerjaan ini secepat mungkin dan mengembalikan para korban kepada orang yang mereka cintai," kata polisi dalam sebuah pernyataan.
Dalam proses pemakaman tersebut, banyak sekali polisi bersenjata lengkap untuk mengkawal proses pemakaman ini agar berjalan dengan khusyuk.
Baca: Kenapa Eggboy Dianggap Jadi Pahlawan Oleh Netizen Usai Serangan di Masjid Selandia Baru?
Baca: Penembakan masjid, PM Selandia Baru: Saya tak akan pernah sebut namanya, dia teroris
Salah satu pria yang tak mau disebutkan namanya mengatakan agar pelayat yang datang untuk tetap tenang dan menghormati proses pemakaman.
Dia mendesak para pelayat untuk tetap tenang dan menghormati apa yang diinginkan keluarga, bahkan jika mereka ingin membantu dan mengikuti protokol yang biasa.
"Prioritas nomor satu kami adalah keluarga," ujar pria tersebut, dikutip dari Nzherald.com.
"Ini semua tentang keluarga ... mereka perlu kesempatan untuk berduka. Harap hormati itu," imbuhnya.
Baca: 5 Fakta Jacinda Ardern PM Selandia Baru yang Jadi Sorotan Pasca Teror di Masjid Christchurch
Baca: ISIS Teriakan Balas Dendam atas Aksi Penembakan di Masjid Selandia Baru
"Aku tahu semua orang ada di sini untuk membantu ... kita semua di sini untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang telah jatuh," lanjutnya.
Pria tersebut mengatakan hanya dua jenazah yang datang untuk dimakamkan hari ini.
Jenazah ang lain, kata pria tersebut, akan mengikuti dalam beberapa hari mendatang.
Menurut Asosiasi Muslim Selandia Baru, secara tradisional, hanya pria yang diizinkan hadir di pemakaman, meskipun di beberapa komunitas semua pelayat, termasuk wanita, akan diizinkan di kuburan.
Pihak berwenang sendiri telah menghabiskan waktu empat hari untuk membangun kuburan khusus di pemakaman Christchurch yang diperuntukkan bagi pemakaman Muslim.
(Tribunnews.com/Whiesa)