Jokowi juga mengatakan, pembangunan MRT di Jakarta sebenarnya sudah terlambat.
Proyek itu menurut dia sudah diajukan sejak 30 tahun silam, tapi selalu ditolak oleh gubernur-gubernur sebelumnya.
Alasannya karena tak membawa keuntungan.
Namun, Jokowi mengaku ia tidak melihat untung dan rugi saat memutuskan untuk membangun MRT.
"Yang namanya transportasi massal itu ya rugi. Saat itu saya dipaparkan rugi. Kalau untung rugi, itu untuk para pengusaha."
"Kalau untuk negara, hitungannya bukan untung dan rugi," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, pembangunan transportasi massal harusnya memperhitungkan manfaat dan kepentingan masyarakat dan negara.
Jokowi menyebut, saat ia menjabat Gubernur DKI dulu, kerugian dari kemacetan di Jakarta, Bogor, Depok Tangerang dan Bekasi sudah mencapai Rp 60 Triliun setiap tahunnya.
Saat ini, kerugian akibat kemacetan ditaksir mencapai Rp 100 triliun.
"Apa mau diteruskan? Lebih baik dipakai untuk bangun MRT LRT benar? Itu yang namanya keputusan politik sehingga secara makro negara kita tetap untung gede," kata dia.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)