Berikut link live streaming tvONE acara ILC, Selasa (2/4/2019) malam ini. Tema kasus OTT KPK: Ratusan Ribu Amplop Untuk Serangan Fajar?
TRIBUNNEWS.COM - Inilah link live streaming tvONE acara ILC, Selasa (2/4/2019) malam ini.
Program acara Indonesia Lawyers Club (ILC) kembali hadir di tvONE, Selasa malam ini.
ILC yang dipandu jurnalis senior Karni Ilyas akan membahas tema terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pekan lalu.
Tak lain tentang Kejutan OTT KPK: Ratusan Ribu Amplop Untuk Serangan Fajar?
Anda dapat menyaksikan ILC di tvONE di HP lewat link live streaming yang diberikan Tribunnews.com.
(Link live streaming ada di akhir berita)
Baca: KPK Geledah 4 Lokasi Terkait Kasus Suap Bowo Sidik Pangarso
Baca: KPK Geledah Kantor Inersia Tempat Menyimpan Uang Suap dan Gratifikasi Bowo Sidik Rp 8 Miliar
Baca: OTT KPK Bowo Sidik, Diduga Terima Suap untuk Serangan Fajar hingga Dicopot Jabatannya dari Golkar
"Dear Pencinta ILC: Diskusi kita Selasa pkl 20 besok berjudul, "Kejutan OTT KPK: Ratusan Ribu Amplop Untuk "Serangan Fajar?" Selamat menyaksikan," tulis Karni Ilyas dalam cuitannya.
Sebagaimana diketahui, seorang anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso terjaring dalam OTT KPK, Kamis (28/3/2019).
Dalam OTT tersebut, KPK juga berhasil menemukan 84 kardus yang berisi 400 ribu amplop dengan isian uang dalam pecahan Rp 20 ribu dan 50 ribu.
Uang tersebut diamankan tim KPK di sebuah lokasi di kawasan Pejaten.
"Tim bergerak menuju ke sebuah kantor di Jakarta untuk mengamankan uang sekitar Rp 8 miliar dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu yang telah dimasukkan dalam amplop-amplop pada 84 kardus."
Demikian dikatakan Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Basaria menjelaskan, Bowo merupakan anggota DPR yang berencana mencalonkan diri kembali sebagai caleg di Pemilu 2019.
Uang itu diduga dipersiapkan untuk dibagikan kepada warga atau kerap diistilahkan dengan "serangan fajar" terkait pencalonannya sebagai caleg.
"Untuk sementara dari hasil pemeriksaan tim kita, beliau (Bowo) mengatakan, ini memang dalam rangka kepentingan logistik pencalonan dia sendiri."
"Dia diduga telah mengumpulkan uang dari sejumlah penerimaan-penerimaan yang dipersiapkan untuk serangan fajar," katanya, dikutip dari Kompas.com.
Basaria juga membantah spekulasi temuan 400 ribu amplop berisi uang dalam OTT Bowo Sidik terkait dengan Pilpres 2019.
Ia menegaskan, uang tersebut tidak dipersiapkan Bowo sebagai logistik untuk calon presiden dan wakil presiden tertentu.
"Sama sekali tidak. Dari awal tadi sejak konpers (konferensi pers) tidak berbicara soal itu."
"Saya ulang kembali, hasil pemeriksaan memang untuk kepentingan dia akan mencalonkan diri kembali," kata dia.
Basaria menjelaskan, tim penyidik telah mengonfirmasi temuan itu ke Bowo.
Bowo mengaku, uang tersebut untuk pencalonan dia sebagai anggota DPR di Pemilu 2019.
Uang itu diduga dipersiapkannya untuk dibagikan kepada warga atau kerap diistilahkan dengan "serangan fajar".
"Kami mengatakan memang sesuai fakta ya. Ini memang kita lihat ada pengumpulan dana dari beberapa sumber kemudian dimasukan ke dalam sini (amplop)."
"Ini bukan politisasi," kata Basaria.
"Menurut jawabannya (Bowo) mengatakan ini dalam rangka serangan fajar karena dia termasuk satu calon dari Jawa Tengah untuk DPR 2019-2024."
"Jadi enggak usah dibawa politisasi. Ini adalah faktanya," tegas Basaria.
Di sisi lain, Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan, KPK menduga ada dua sumber penerimaan uang Bowo.
Pertama, diduga berkaitan dengan commitment fee untuk membantu pihak PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) menjalin kerja sama penyewaan kapal dengan PT Pupuk Indonesia Logistik.
Penyewaan itu terkait kepentingan distribusi.
Kedua, KPK menduga ada penerimaan dari sumber lain oleh Bowo, terkait jabatannya sebagai anggota DPR.
Saat ini, KPK masih menelusuri lebih lanjut sumber penerimaan lain tersebut.
"Jadi suapnya spesifik terkait dengan kerja sama pengangkutan untuk distribusi pupuk."
"Sementara Pasal 12B (pasal gratifikasi) adalah dugaan penerimaan yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan tugasnya sebagai penyelenggara negara," kata Febri.
Berikut link live streaming ILC, tema kasus Kejutan OTT KPK: Ratusan Ribu Amplop Untuk Serangan Fajar? Selasa (2/4/2019) malam ini pukul 20.00 WIB.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)