Menurutnya, kampanye di Yogyakarta pada Senin (8/4/2019) lalu memberikan pemahaman pada masyarakat mengenai karakter Capres di Pilpres 2019.
"Itu memberikan pesan kepada masyarakat, karakter dasar dari dua orang calon presiden. komentar saya itu aja," ucap Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (9/3/2019) kemarin.
Masyarakat kini dapat membandingkan karakter Capres mana yang cocok untuk memimpin Indonesia.
"Bahwa apa yang terjadi pada kampanye Pak Prabowo dan apa yang terjadi di tempat lain dimana Pak Jokowi berkampanye, itu memberikan pesan tentang karakter dari seorang calon presiden masing-masing. Tinggal Presiden mau milih yang mana, lebih cocok yang mana," imbuhnya.
Namun menurut Arsul, masyarakat Indonesia kini lebih menyukai pemimpin yang menciptakan harmoni dan menyampaikan kemarahan secara terukur.
"Tidak berarti tidak boleh marah, marah perlu, tetapi mengekpresikan kemarahannya lebih terukur," pungkasnya.
5. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Sekertaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto juga tak mau ketinggalan menyorot aksi gebrak podium Prabowo Subianto.
Hasto menyakini, masyarakat akan cenderung memilih pemimpin yang mampu menyelesaikan masalah tanpa emosi.
"Rakyat akan memilih yang mampu menggebrak hambatan dan persoalan, bukan yang menggebrak meja," ungkap Hasto di sela safari di Denpasar, Bali, Selasa (9/4/2019) kemarin.
"Kami tidak bicara untung-rugi, tapi refrensi masyarakat akan melihat rekam jejak. Kalau yang dibangun pesimisme, sedikit follower-nya," jelasnya.
6. Ma'ruf Amin
Terakhir ada tanggapan dari Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin.
Rival politik Prabowo Subianto ini meminta lawannya untuk dapat mengontrol emosi dan tampil lebih sabar serta santun.
"Ya itu lah. Pemimpin itu, jangan kita cepat emosi. Ya, sabar. Santun," kata Maruf Amin setelah berkampanye di Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (9/4/2019) kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf juga memberikan kriteria calon pemimpin yang baik.
"Yang mengajak, memberikan tuntunan-tuntunan yang positif. Jangan mengajarkan sikap-sikap yang keras, bermusuhan. Dan sifat-sifat yang lebih baik," terang Ma'ruf.
(Tribunnews.com/Fathul Amanah)