TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini fakta-fakta dari pelaku pembunuhan guru honorer di Blitar beberapa waktu yang lalu.
Pelaku pembunuhan Budi Hartanto akhirnya tertangkap dan berjumlah dua orang.
Dikutip Tribunnews.com dari Tribun Jatim pada Jumat (12/4/2019), kedua pelaku itu bernisial AP dan AJ.
Keduanya tertangkap di hari yang sama namun di lokasi yang berbeda pada Kamis (11/2/2019).
AP ditangkap di Jakarta oleh anggota Mabes Polri, sementara AJ ditangkap oleh kepolisian Kediri.
Baca: Fakta-fakta ini Mengungkap Alasan Pembunuhan dan Mutilasi Guru Honorer di Kediri Dibuang ke Blitar
Baca: Lokasi Penemuan Kepala dan Tubuh Korban Mutilasi di Blitar Berbeda, Ini Fakta Terbaru Lainnya
Berikut ini tim Tribunnews.com himpun fakta-fakta mengenai pelaku pembunuh Budi Hartanto yang dikutip dari Tribun Jatim.
Simak selengkapnya di sini!
1. Kronologi penangkapan
Kronologi penangkapan dijelaskan oleh Kabid Humas Polda Jatum Kombespol Frans Barung Mangera.
AP adalah pelaku pertama yang ditangkap polisi pada Kamis sore di Jakarta.
"Kami tangkap di lokasi berbeda," katanya pada wartawan, Jumat (12/4/2019).
Berdasarkan keterangan yang diberikan AP, polisi hanya membutuhkan waktu hitungan jam untuk menangkap AJ di Kediri.
"Si AP ungkap persembunyian si AJ lalu kami tangkap sore harinya di Kediri," lanjutnya.
Proses penyelidikan terhadap dua pelaku ini kemudian diuapayakan di Polda Jatim.
2. Korban dimutilasi di warung kopi dan motif pelaku
Pembunuhan ini dilakukan di sebuah warung kopi di Jalan Surya, Kediri.
Di warung kopi itulah kedua pelaku menghabisi nyawa korban termasuk memutilasi korban dan memasukkan potongan mayat ke dalam sebuah koper sebelum akhirnya dibuang di pinggir sungai bawah jembatang Karanggondang, Udanawu, Blitar.
"Proses pembunuhan dilakukan di luar Kota Blitar, dan lokasi tepatnya adalah di sebuah warung kopi," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera pada awak media, Jumat (12/4/2019).
Warung kopi itu sebelumnya telah direservasi oleh AP beberapa hari sebelumnya.
"Warung kopi itu disewa oleh AP yang kita tangkap di Jakarta tadi, alamatnya Jalan Surya Kabupaten Kediri," ungkapnya.
Motif pembunuhan pun mulai tampak.
Meski polisi belum menetapkan motif pasti, namun dari awal polisi terus menyelidikinya dari pelaku adalah adanya motif asmara.
Barung mengatakan jika Budi Hartanto adalah pria dengan orientasi seks yang berbeda.
Dugaan ini kuat lantaran faktanya ditemukan barang-barang korban yang hilang seperti motor dan uang.
"Sudah kami duga, pelaku dan korban adalah saling kenal dan memiliki hubungan dekat," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, Jumat (12/4/2019).
Kendati demikian, polisi juga masih terus mendalami motif pelaku yang tega memisahkan kepala dengan tubuh korban tersebut.
"Motif pemisahan bagian tubuh ini juga sedang didalami,"
"Apakah disengaja agar tubuhnya muat dimasukkan ke dalam koper atau bagaimana, ini masih didalami," Ujar Barung menutup wawancara.
3. AJ sempat minta maaf pada sang ibu
AJ satu dari dua pelaku pembunuhan ini mengaku menggunakan koper miliki ibunya, N (55) untuk membungkus mayat korban dan membuangnya di pinggir sungai.
Hal ini diungkapkan oleh N setelah diperiksa di Mapolres Blitar Kota, Jumat (12/4/2019).
N menjelaskan bahwa AJ sempat meminta maaf padanya karena koper itu dan mengaku telah menjual koper tersebut.
Pengakuan itu diungkapkan AJ kepada N pada Rabu (3/4/2019) pagi, tepat di mana mayat korban ditemukan.
"Waktu itu, saya baru pulang salat Subuh dari masjid. Dia tiba-tiba langsung minta maaf ke saya. Dia bilang 'mak, saya minta maaf, koper e kulo sade, payu Rp 200.000' (bu, saya minta maaf, kopernya saya jual, laku Rp 200.000. (Uangnya) 'Saya buat tambahan modal,'" kata N menirukan ucapan AJ.
Di hari yang sama, sekitar pukul 07.00 WIB, N juga melihat AJ tengah membakar pakaian di depan rumah.
Namun, ia tidak tahu pakaian siapa yang dibakar anaknya itu.
Ada dugaan, pakaian yang dibakar AS di depan rumah merupakan pakaian korban.
Dua hari setelah itu, N baru mendengar kabar ada penemuan mayat dalam koper di pinggir sungai Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Warga di desanya ikut ramai membicarakan kasus tersebut.
N sempat diperlihatkan foto koper berisi mayat yang ditemukan di pinggir sungai.
"Ketika ditunjukkan foto koper, dalam hati saya bilang, itu koper milik saya. Tapi saya belum sadar soal itu, karena anak saya bilang kopernya dijual," ujarnya.
Dikatakannya, belakangan AJ juga sering berkata-kata kasar, termasuk kepada dirinya.
AJ juga sering mengumpulkan teman-teman prianya di rumah.
"Kalau kumpul di rumah, tertawanya keras-keras," katanya.
4. Potongan kepala korban 9 hari disimpan AJ secara khusus
Barung mengungkapkan selama ini potongan kepala disimpan AJ di Desa Beleber, Kabupaten Kediri.
Proses penyimpanan tersebut dilakukan dengan cara dipendam dalam sepetak bidang tanah di kawasan itu.
"Di desa Kediri itu, bagian tubuh korban dibawa AJ," katanya pada awak media, Jumat (12/4/2019).
Barung menerangkan, kondisi potongan tubuh tersebut tak lagi utuh karena telah lama mengalami proses pembusukan.
"Ya karena dikubur dan sudah melewati proses pembusukan," lanjutnya.
Kendati demikian, pihaknya telah memastikan potongan kepala itu adalah Budi Hartanto, setelah dipastikan Tim Forensik Polda Jatim.
"Kamu sudah memastikan itu kepala korban karena sudah kami identifikasi. Darahnya identik dengan darah korban," tandasnya.
5. Dua pelaku adalah teman komunitas korban
Barung juga mengatakan bahwa kedua pelaku pembunuhan itu adalah orang terdekat korban.
"Sudah kami duga bahwa keduanya sangat mengenal korban," jelas Barung pada awak media, Jumat (12/4/2019).
Diketahui, kedua pelaku itu adalah teman dekat korban dalam sebuah komunitas dan warga asal Kediri.
"Mereka bersama korban diketahui terlibat dalam sebuah komunitas, mereka mengenal saat bertemu di sana," lanjutnya.
Baca: Polisi Beberkan Satu Kunci yang Bisa Ungkap Kasus Penemuan Mayat Tanpa Kepala Dalam Koper di Blitar
Baca: Perkembangan Terbaru Kasus Mutilasi di Blitar: Korban Tewas Akibat Sabetan Senjata Tajam
AP dan AJ, ungkap Barung, memiliki kecenderungan perilaku yang 'melambai'.
"Kedua pelaku ini diidentifikasi memiliki kecenderungan perilaku yang agak melambai," katanya.
(Tribunnews.com/Tribun Jatim/Natalia Bulan R P)