Karena tak fokus, Ari juga harus menelan pil pahit.
Dia dipecat dari kantornya yang saat itu bekerja pada bidang sales dan marketing.
Perjuangan Dimulai
Usai dipecat dari kantor, Ari memiliki sisa uang Rp 40 juta.
Akhirnya, dia memutuskan membangun booth di Taman Solo untuk berjualan pisang goreng.
Dari uang Rp 40 juta tersebut, Ari gunakan untuk sewa tempat Rp 5 juta seumur hidup, dan Rp 15 juta untuk bangun booth.
Dari hasil penjualan, Ari berhasil mengantongi omzet Rp 100.000 per hari atau sekitar Rp 3 juta per bulan.
"Sayangnya, saat mudik lebaran gerobak saya hilang dicuri orang. Saya tanya sama penyewa tanah, dia enggak tahu. Di sini saya hilang arah," ujar Ari.
Awal Mula Bertemu Kaesang Pangarep
Ari bercerita, awal mula bertemu Kaesang Pangarep saat dirinya menyebar proposal bisnis di salah satu komunitas bisnis.
Kebetulan, dalam komunitas tersebut ada Kaesang Pangarep.
Usai membaca proposalnya, cerita Ari, Kaesang Pangarep mengajaknya bertemu di sebuah kafe untuk merintis bisnis bersama.
Namun saat itu, Ari tak mengenali Kaesang Pangarep karena informasi kontak pada WhatsApp Kaesang bukanlah nama sesungguhnya.