Sayangnya, Nina menambahkan, kebebasan tersebut justru membuat sejumlah orang tidak memikirkan konsekuensi dari perkataannya.
"Karena kebebasan berpendapat yang sudah sebegitu bebasnya, mereka juga kurang memikirkan hal-hal yang bisa menjadi konsekuensi dari yang mereka katakan, bahwa ini bisa menjadi social judging, bahwa ini bisa membuat orang lain depresi."
"Empati kepada orang lain pun menjadi kian pupus, kian tipis karena yang ada di pikiran mereka adalah saya, saya, dan saya, mereka merasa menjadi the center of universe," ujarnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)