Jika menelisik jejak digital, banyak kiyai yang melakukan hal yang sama, demikian ungkap Gus Miftah.
"Dan yang perlu diingat, kehadiran saya itu bukan dalam rangka peribadatan bukan sembahyangan, tetapi peresmian," pungkas Gus Miftah.
Baca juga: Kata Gus Miftah Mimpi Basah Siang Hari Saat Ramadan Tidak Batalkan Puasa, Itu Anugerah, Tapi . . .
Baca juga: Lancar Ucapkan Ijab Kabul, Atta Halilintar: Latihannya Semalam sama Gus Miftah
Cuplikan Orasi Gus Miftah di GBI Amanat Agung
"Di saat aku mengenggam tasbihku, dan kamu menggenggam salibmu.
Di saat aku beribadah di Istiqlal, namun engkau ke Katerdal.
Di saat bioku tertulis Allah SWT, dan biomu tertulis Yesus Kristus.
Di saat aku mengucap Assalamu'alaikum, dan kamu mengucap Salom.
Di saat aku mengeja Al-Quran, dan kamu mengeja Al-kitabmu.
Kita berbeda saat memanggil nama Tuhan.
Tentang aku yang menengadahkan tangan, dan kau yang melipatkan tangan saat berdoa.
Aku kamu kita. Bukan Istiwlal dan Katerdal yang ditakdirkan berdiri berhadapan.
Dengan perbedaan namun tetap harmonis. Andai saha mereka memiliki nyawa.
Apa tidak mungkin mereka saling mencintai dan menghormati satu dan yang lainnya."
Berita lain terkait Gus Miftah
Berita lain terkait Kabar Artis
(Tribunnews.com/Rica Agustina)