News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Potensi Paparan Varian Delta Di Indonesia Lebih Dari 20 Persen, Epidemiolog Beri Saran Ini

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman. Potensi Paparan Varian Delta Di Indonesia Lebih Dari 20 Persen, Epidemiolog Beri Saran Ini

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya varian baru virus corona (Covid-19) yang disebut B.1.617.2 (Delta) dan dianggap lebih mudah menular mendorong pemerintah kini melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penyebarannya.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa tingkat potensi penularan varian Delta di Indonesia sangat tinggi, dengan Test Positivity Ratio (TPR) mencapai lebih dari 20 persen.

Ia pun mengimbau masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap varian ini.

Baca juga: Penjelasan Terkait Varian Delta dan Perbedaannya dengan Virus Corona yang Menyebar di Wuhan

Baca juga: Ribuan Gen Z Divaksin Covid Agar Tidak Terinfeksi Varian Delta

"Adanya varian Delta yang cepat menular (SAR 100 persen) dan potensi paparan Covid-19 Indonesia yang sangat tinggi (TPR lebih dari 20 persen) mewajibkan kita lebih waspada," ujar Dicky, dalam akun Twitternya, Senin (5/7/2021) pagi.

Dicky kemudian menyebut ada sejumlah hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi peningkatan kasus positif varian ini.

Ilustrasi virus corona (Freepik)

Selain penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, ada langkah lainnya.

Mulai dari melakukan Testing, Tracing, dan Treatment (3T), kemudian Mencuci tangan, Menjaga jarak, Memakai masker. Menghindari kerumunan dan Membatasi mobilitas (5M).

Hingga melakukan vaksinasi terhadap masyarakat untuk mencapai kekebalan komunal (herd immunity), visitasi atau kunjungan bagi petugas.

"3T plus 5 M plus vaksinasi plus visitasi plus pembatasan adalah kombinasi solusi," tegas Dicky.

Karena menurutnya, saat ini hal terburuk terkait varian ini belum terjadi.

Oleh karena itu, langkah antisipasi dinilai perlu untuk diterapkan.

"Yang terburuk belum terjadi," kata Dicky.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini