Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saksi kunci kasus dugaan penyekapan yang dilakukan Nindy Ayunda, Lia Karyati mengungkapkan beberapa fakta dalam penyidikan.
Lia yang juga menjadi korban penyekapan mengungkapkan dirinya mendapatkan tekanan untuk tidak membeberkan kasus dugaan perampasan kemerdekaan seseorang itu kepada awak media.
Baca juga: Polisi Telah Periksa Saksi Kunci Kasus Dugaan Penyekapan Sopir Nindy Ayunda
Bahkan Lia disuruh untuk memutar balikkan fakta terkait apa yang sempat dialaminya dan mantan sopir Nindy Ayunda, Sulaeman.
"Sebenernya aku nggak mau ngomong banyak, cuma satu, cuma pas waktu itu pernah ada, ada dari media mana entah, aku direkam dan disuruh ngomong kalau aku nggak disekap, disaat itu aku takut, pernah konferensi pers juga pernah, itu aku suruh ngomong nggak disekap, tapi itu disuruh," kata Lia Karyati di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2022).
Selain itu Lia mengklaim turut mendapat ancaman pembunuhan dari pelaku yang tidak ia sebutkan namanya itu saat penyekapan.
"Aku nggak ngomong kalau itu disekap karena mau dicongkel matanya sama dibunuh, sempa mau dibuang ya," ujar Lia.
Hal itu juga ditegaskan oleh kuasa hukum istri Sulaeman, Fahmi Bachmid.
Baca juga: Pengacara Eks Sopir Nindy Ayunda soal Kronologi Penyekapan Beredar, Fahmi Bachmid: Jangan Tanya Saya
Ia menegaskan jika saksi kunci ini telah menjelaskan indikasi ancaman pembunuhan kepada tim penyidik Polres Metro Jakarta Selatan.
"Iya ada ancaman, dia sudah menjelaskan diatas, anda tanya diatas ya," tegas Fahmi Bachmid.
"Dia dan Leman yang diancam matanya mau dicongkel, abis itu mau dibuang. Ini orang yang selama ini saya tidak beritahu kepada teman-teman media karena memang dia jauh,
Oleh karena itu saya bawa hari ini karena dia yang bersama-sama dengan Leman saat itu," lanjut Fahmi.
Baca juga: Nikita Nirzani Lega Usai Baca Eksepsi, Berharap Kasus Dugaan Penyekapan Sopir Nindy Ayunda Diproses
Hingga saat ini Lia mengaku trauma, bahkan dirinya kini ogah menginjakkan kaki ke daerah Jakarta Selatan.
"Takut banget, takut sampai sekarang. Trauma banget, aku nggak mau datang ke Polres lagi, sebenernya aku nggak mau ke daerah (Jakarta) Selatan, karena semua kejadian ada di Jakarta Selatan," ungkap Lia.