"Karena, selain anak muda dan juga milenial, aku, seperti yang Om Eko bilang tadi, aku ingin fokus ke masalah domestic violence alias KDRT," ujarnya.

Namun Verrell menyebut masalah KDRT memang tidak hanya dirasakan oleh orangtua, melainkan semua kalangan yang bisa menerima tindakan kekerasan tersebut. 

"Dan jangan disalahartikan ya, KDRT itu artinya sangat luas. Bisa ke anak-anak, bisa ke terhadap sosok ayah, sosok ibu, kakek, nenek," 

Verrell berharap bisa menjadi jembatan bagi para korban KDRT untuk bisa berbicara dan memberantas masalah kekerasan tersebut. 

"Menurut aku, sebagai anak yang datang dari keluarga broken home, itu banyak sekali, dan juga teman-teman aku yang mengalami hal yang sama, itu banyak juga kejadian domestic violence  yang mereka itu tidak berani untuk mengungkapkan atau berbicara apa yang mereka alami," ungkap Verrell. 

Sebab selama ini menurut Verrell KDRT memang kerap menjadi aib rumah tangga apabila perlakuan tersebut disampaikan kepada khalayak. Selain itu masalah mental juga menjadi hal penting yang membuat korban KDRT tidak mau membeberkan tindakan kekerasan tersebut. 

"Karena, satu, bisa menjadi aib, dua, hal yang memalukan untuk mereka, atau seperti yang aku lihat dengan kejadian terhadap Mama aku, itu adalah suatu hal yang trauma, itu justru membuat mamah trauma," ujar Verrell Bramasta. 

Verrell pun berjanjinakan terus memperjuangkan hak-hak korban KDRT yang telah ia bicarakan tersebut usai menjadi Kader PAN. 

"Jadi, menurut aku, banyak orang-orang yang mengentengkan KDRT itu sendiri. Jadi, untuk program program aku nanti, Insya Allah, kalau aku diberikan kepercayaan sama masyarakat, hal seperti aku yang akan aku perjuangan dan juga kesejahteraan milenial dan anak muda supaya kita bisa sukaes di usia muda dan diberikan kesempatan yang sama seperti orang lain yang lebih dewasa atau berpengalaman," pungkas Verrell Bramasta.