Dalam perjalanan tersebut, Pita melihat sosial media WWF-Indonesia yang mencari beberapa kaum muda yang berminat untuk mengikuti program Youth Activist ini.
Tanpa pikir panjang Pita langsung mendaftar, dan setelah melalui wawancara akhirnya diterima.
Bersama 149 orang YA, Pita memulai perjalanannya untuk mengurangi sampah plastik.
Dimulai program ini dengan penyampaian fakta-fakta mengapa sih harus mengurangi sampah plastik, jenis-jenis sampah plastik, yaitu singlelayer, multilayer.
Multilayer ini adalah plastik yang paling susah untuk dikelola, contohnya bungkus makanan yang di bagian dalam berwarna metalik.
Sampah jenis ini harus dipisahkan terlebih dahulu lapisannya baru bisa dikelola. Lanjutnya adalah bagian penting, yaitu audit individu konsumsi sampah plastik.
Audit ini dilakukan untuk mengetahui konsumsi atau penggunaan plastik dalam kebiasaan sehari-hari.
Dalam kegiatan sehari-hari para muda mudi aktivis ini harus menghitung dan memfoto jenis plastik yang telah digunakan selama 1 minggu.
Setelah 1 minggu, maka didapatkan angka jumlah dan berat plastik hasil konsumsi.
Setelah itu, mulailah pengurangan sampah plastik, dengan cara membawa botol minum, tempat makan lengkap dengan alat makannya dalam setiap aktivitas.
Angka ini kemudian akan dibandingkan dengan hasil akhir program YA atau selama 3 bulan, dan didapat berapa angka pengurangannya.
“”Godaannya banyak, temanlah ngajak jajan dengan pakai plastik. Terus kalau tempat makan saya sudah kotor, gak bisa jajan yang lain lagi karena belum sempat dicuci atau malah lupa bawa," ujar Pita.
Pita mengaku, semangat mengurangi sampah plastik semakin besar.
Program YA tahun 2023 ini memasuki batch 2, peserta batch satu yang mendaftar kembali akan menjadi mentor.