Tak ada firasat bagi Anna sebelum kepergian sang suami. Hanya saja, beberapa bulan terakhir ia sering menemani Rian bertemu teman lama.
"Dia ingin ketemu teman-temannya. Dan setiap udah ketemu, dia selalu pamit. Tapi saya ngga pernah tanya untuk apa dia pamit ke teman-temannya," ujarnya.
Anna merasa tubuh suaminya saat itu sedang fit, tidak mengeluh kelelahan. Ia pamit untuk berlatih tanding di Semarang dan ingin menginap di tempat ibunya.
"Berangkat ke Semarang naik pesawat pukul 11.00. Sabtu tanding pukul 18.00. Saya merasa dia baik-baik saja. Ngga kelihatan capek," kata Anna yang dipinang Rian tiga tahun lalu.
Sebelum tiba di Semarang, Rian sempat menelepon sang bunda, Misriyanti. Hal yang tak pernah terlewatkan ketika berkunjung ke Semarang yakni ingin dibuatkan sayur Mangut dan terong.
"Sebelum ke Semarang sempat telepon dulu. Mau ada tanding di Semarang Sabtu pukul 18.00. Sampai Semarang katanya dia laper banget, mau dibuatkan sayur Mangut dan terong. itu masakan kesukaan dia kalau ke Semarang," kata Misriyanti.
Misriyanti pun tak punya firasat sebelum kepergian putranya. Hanya saja, sebelum bertanding Rian berpesan jika akan pulang ke rumah dan menginap sebelum kembali ke Jakarta.
"Dia dijemput pukul 17.30. Sebelum pergi cuma pesan kalau mau menginap. Itu terakhir kali saya ketemu anak saya," ujarnya. (Galih Permadi)