Pada saat itu, Fadli memang sudah dibekali dengan kaki palsu, namun untuk penggunaan kaki palsu tidak lah mudah, butuh adaptasi yang cukup lama, tapi itu tidak berlaku bagi Fadli.
Baca: Riadi Saputra Peraih Emas Kejuaraan Dunia Atletik di China Ingin Raih Medali di Asian Para Games
“Saat awal punya kaki palsu, itu saya masih pakai tongkat dua, jadi orang yang habis amputasi itu, pertama kali pakai kaki palsu itu harus penyesuaian dulu, berbulan-berbulan, kalau sudah lancar tongkat dua pakai tongkat satu. Kalau lancar lagi baru lepas tongkat, itu pun jalannya masih pincang,” jelas Fadli.
“Nah, ketika saya masih pakai tongkat dua, karena dasarnya saya tidak bisa diam, saya lihat sepeda di rumah, saya coba keliling kompleks. Awal mula sulit, tapi makin lama makin keluar, makin jauh, dan makin jauh,” sambung Fadli.
Jatuh Cinta dengan Sepeda
Jika takdir sudah ditentukan, tak seorang pun bisa melawan.
Ya, kalau tadi tentang takdir Muhammad Fadli Immanuddin yang harus kehilangan sebagian kaki kirinya, kali ini berkat kegigihannya, seorang Fadli bisa kembali ke jalur semula – menjadi seorang atlet andalan Indonesia meski pun dengan cara yang berbeda.
Baca: Kisah Momo, Elang Bondol Maskot Asian Para Games 2018: Dahulunya Sempat Bernama Ulung
Fadli menemukan cara baru untuk mengembalikan mimpinya, yakni melalui sepeda.
Meski awalnya, bersepeda adalah hobi Fadli ketika dirinya masih mempunyai fisik sempurna, karena menurutnya, bersepeda juga akan membantu menguatkan fisik yang diperlukan oleh seorang pebalap motor.
“Setelah kejadian itu memang saya lebih giat bersepeda, saya banyak latihan sepeda karena saya yakin saat latihan sepeda itu bisa meningkatkan stamina saya, kita punya latihan kardio kalau tidak lari, sepeda, renang, akhirnya saya pilih sepeda,” kata Fadli.
Seiring berjalannya waktu, kian hari Fadli fokus melakukan aktivitas bersepeda.
Bahkan, kemana pun ia pergi, ia selalu membawa sepeda.
Baca: Jadi Wakil Direktur Media dan PR Inapgoc, Presenter Cantik Ini Belajar Banyak dari Atlet Difabel
Dan dari sini lah jalan Fadli untuk menjadi atlet kembali terbuka.
“Semenjak latihan sepeda semakin kuat, saya sampai ke Jogja buat latihan sepeda, kemana-mana tidak lupa bawa sepeda. Jadi benar-benar tidak bisa lepas dari sepeda. Saya main sama Doni Tata, teman balapan saya, main sepeda di sana,” cerita Fadli.
Setelah bersepeda bersama, keakraban mereka pun kemudian diunggah melalui media sosial.