"Kita akan melihat terlebih dahulu setelah November selesai (seri balapan). Apakah kita bisa melangsungkan race di luar Eropa setelah November atau tidak?" terang pria asal Negeri Pizza tersebut.
Berdasar pernyataan sang CEO, maka peluang untuk melangsungkan race di Malaysia dan Thailand terbilang kecil.
Pernyataan tersebut didukung analisis baru yang dilansir dari Speedweek.
Jika nantinya race yang berlangsung di dua wilayah bagian Asia itu tidak ada tiket yang terjual.
Maka kondisi buruknya, Sirkuit Sepang dan Buriram terancam tak bisa melangsungkan ajang balap MotoGP musim ini.
Mengingat kondisi yang seperti ini, maka finansial untuk penyelenggaran juga masuk dalam pertimbangan.
Baca: Rumor Race Perdana MotoGP 2020 Berlangsung 19 Juli di Jerez Spanyol
Baca: Daftar Lengkap Kontrak Pembalap untuk MotoGP 2021: Ducati Paling Lamban
Kasus itu pun terjadi di seri Belanda maupun Finlandia.
Karena MotoGP di dua seri tersebut tak bisa menghasilkan pendapatan dari penonton, maka secara berat hatiĀ TT Assen dan KymiRing batal menggelarĀ balapan.
"Kami tidak memiliki pendapatan dari penonton, jadi kami membatalkan kontrak karena force majeure," terang Carmelo Ezpeleta.
Alhasil, seri Malaysia dan Thailand harus memastikan terlebih dahulu.
Apakah dapat melangsungkan balapan dengan penonton atau tidak.
Jika skenario terburuk hanya dapat melangsungkan di balik pintu tertutup, maka besar kemungkinan, seri Sepang dan Buriram ikut dibatalkan.
Namun mengingat pelaksanaan race yang masih akan berlangsung pada bulan Oktober dan November nanti, maka kemungkinan apapun masih bisa terjadi.
(Tribunnews.com/Giri)