Mustakim melakoni pertandingan penentu dalam final nomor tanding 50-55 Kg menghadapi wakil Malaysia, Muhammad Khairi Adib.
Erizal mengatakan tendangan keras Mustakim yang dilayangkan bukanlah menyasar area terlarang (leher) pesilat Malaysia tersebut.
Pengurangan poin tersebut tak dapat dikejar kembali oleh pesilat asal Klaten, Jawa Tengah tersebut, sehingga medali emas harus direlakan kepada Muhammad Khairi Adib yang sebelumnya ketinggalan poin 50-59.
Pada partai final lainnya, Muhamad Yachser Arafa yang turun di nomor tanding kelas C putra bertemu dengan wakil Singapura, Muhammad Hazim Din.
Yachser yang tampil memukau sejak awal harus didiakualifikasi setelah wasit menilai pukulannya mengarah ke area terlarang (kepala) Hazim Din.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis, Hazim Din tak dapat melanjutkan pertandingan final tersebut.
"Jadi yang kena dada, tapi yang dipegang dia malah kepala, jadi Mustatim terkena pinalti, padahal tinggal sekitar lima detik pertandingan selesai," kata Erizal.
Berangkat dari hasil tersebut, Kemenpora dan IPSI akan melakukan evaluasi non-teknis. Erizal mengatakan pihaknya akan meneliti lebih jauh terkait regulasi yang ditetapkan saat ini.
Sekadar informasi, selain satu emas yang ditorehkan lewat seni ganda putri, tim Pencak Silat Indonesia mengantongi, lima medali perak dan tiga perunggu yang terdiri dari:
1. Seni tunggal putri, Puspa Arum Sari
2. Seni beregu putra, Anggi Faisal Mubarok, Asep Yuldan Sani, Nunu Nugraha
3. Tanding kelas B putra (50-55 Kg), Khoirudin Mustakim
4. Tanding kelas C putra (55-56 Kg), Muhamad Yachser Arafa
5. Tanding kelas H putra (80-85 Kg), Ronaldo Neno
Sedangkan tiga medali perunggu dipersembahkan oleh:
1. Tanding kelas J putra (90-95 Kg), Firdhana Wahyu Putra
2. Tanding kelas terbuka putra (95-110 Kg), Tri Juwanda S Bahar
3. Tanding kelas F putri (70-75 Kg), Rahmawati. (M39)