Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Windri Patilima dipastikan akan berlaga di Road to UFC season 2, yang berlangsung di Shanghai, China, 27 dan 28 Mei mendatang.
Petarung asal Kotamobagu, Sulawesi Utara itu akan menghadapi petarung asal Jepang, Shin Haraguchi, Minggu (28/5/2023).
Windri pun mengaku saat ini kondisinya sudah sangat siap untuk menghadapi petarung asal Negeri Matahari Terbit itu.
Terlebih, dirinya bersama tiga petarung asal Indonesia, Billy Pasulatan, Ronal Siahaan, dan Epraim Ginting, sudah tergabung dalam pemusatan latihan di San Diego, Amerika Serikat.
Kendati demikian, di balik hal-hal di atas, Windri rupanya sempat mengalami perjuangan yang begitu sulit.
Dirinya mengaku pernah bekerja serabutan, mulai dari menjadi tukang bangunan, tukang ojek, hinnga pekerja listrik, demi menyambung hidupnya.
Semua pekerjaan itu dijalankan Windri sebelum dirinya berada dalam jalur yang stabil setelah menggeluti dunia seni beladiri campuran (MMA).
Kepada Tribun Network, petarung berjuluk The Bad Boy itu menceritakan kisahnya.
Berikut wawancara khusus Tribun Network bersama Windri Patilama, yang diwadahi MOLA TV, Rabu (25/5/2023).
*Bagaimana persiapan anda menuju pertandingan?*
Sudah 1000 persen siap menghadapi lawan di hari Minggu nanti.
*Apa yang melatar belakangi anda terjun ke dunia bela diri?*
Dari kelas 2 SD mulai dibully (dirundung). Saya belajar pencak silat kelas 1 SMP, di Kotamobagu, Sulawesi Utara. Saya ikut pencak silat Merpati Putih.
*Sebelumnya pernah mewakili daerah untuk kejuaraan?*
Tahun 2011 itu sudah tidak ikut lagi, paling tinggi itu cuma sampai Kejurnas. Kejurnas Pencak Silat. Tahun 2017 masih ikut Pekan Olahraga Provinnsi (Porprov). Pas dicoba masih dapat juara 3, berarti skillnya masih ada saya tambah-tambah lagi ikut MMA.
*Kapan fase terburuk anda selama meniti karier?*
Fase terburuk itu pada saat kami memulai, karena sangat susah sekali. Tidak ada sponsor, tidak ada penopang, harus kerja untuk bisa menunggu jadwal. Karena kalau tidak tanding kan tidak ada uang.
*Sebelum mendapat panggil bertanding anda apa pekerjaan anda?*
Serabutan saja, kerja bangunan, sembako, kerja listrik, ojek, di Kotamobagu, Sulawesi Utara.
*Titik balik yang menandai anda sudah yakin di MMA?*
Pada saat saya sudah empat kali bertanding, sudah dapat tempat latihan dan sudah ada ownernya juga, ketika sudah pegang sabuk. Saya ikut seleksi MMA Akademi dan lolos. Sekarang saya sebagai atlet sudah mendapatkan penghargaan dari orang yang peduli kepada atlet-atlet.
*Pesan untuk Masyarakat Indonesia?*
Untuk masyarakat Indonesia, untuk masyarakat Kotamobagu khusunya, tetap dukung saya, tetap memberikan doa yang terbaik.