Menurutnya, ia dan para pemain lainnya sudah menunjukkan kekompakan dan kerja sama tim yang maksimal.
Baca juga: Update Ranking BWF usai Piala Thomas dan Uber 2024: Fajar/Rian Cs Ajek, Rival Jojo Naik 1 Tingkat
Berhasil menjadi juara grup yang bisa disebut neraka, menurutnya sudah menjadi pencapaian yang luar biasa.
"Memang kami belum bisa membawa Piala Thomas ke Tanah Air. Tapi saya bangga terhadap tim ini, saya salut atas kekompatan, atas kerja keras tim semua."
"Dari awal kami sudah masuk ke dalam, yang bisa dibilang grup neraka. Ada Inggris, ada Thailand dan juga juara bertahan India," ujar Fajar.
Target Melesat
Hanya mampu finis sebagai runner-up Piala Thomas 2024, target juara yang dicanangkan PBSI gagal total.
Sebelum bertolak ke China, PBSI melalui Ricky Soebagdja selaku Kepala Bidang Bina Prestasi berharap Ginting dan kolega mampu juara Piala Thomas 2024.
“Kita juara pada 2020 dan runner-up pada 2022. Mudah-mudahan tahun ini Piala Thomas kita bisa bawa pulang kembali ke Tanah Air."
"Syaratnya, teman-teman atlet harus benar-benar dalam kondisi yang prima dan tampil spartan. Kita berada di grup dengan kekuatan yang merata, yakni India, Inggris, dan Thailand. Kita harus punya strategi yang tepat pada masing-masing nomor,” kata Ricky dikutip dari laman resmi PBSI.
Sayangnya, Indonesia gagal merealisasikan target juara Piala Thomas 2024.
Bagas/Fiki yang gagal menyumbang poin kemenangan untuk Indonesia lantas dibuat kecewa dengan pencapaian runner-up.
Mereka pun mengaku bahwa hasil tersebut akan menjadi pembelajaran berharga baginya, terlebih lagi Bagas/Fikri baru menjalani debutnya di Piala Thomas 2024.
"Semua tim dan kami juga sudah berusaha menyusul ketertinggalan hanya memang belum bisa keluar dari tekanan," kata Fikri, dilansir dari djarumbadminton.
"Ini menjadi pelajaran berharga dan pengalaman karena kami baru pertama kali turun di final Piala Thomas," tambahnya.
"Kecewa pastinya karena kami belum berhasil upgrade medali dari dua tahun lalu," tanggap Bagas.