"Sesampai di RSPAU Dr. S. Hardjolukito korban hilang nadi dan tidak ada napas sehingga dilakukan prosedur pertolongan medis CPR disertai alat bantu napas selama tiga jam."
"Korban menunjukkan tidak ada napas spontan dan mulai menunjukkan tanda kematian sekunder."
"Ada permintaan dari oficial tim China agar korban ditransfer (dirujuk) ke RSUP Dr Sardjito untuk kemungkinan dilakukan perawatan lebih lanjut," tambahnya.
Namun saat diterima pihak RSUP Dr Sardjito, kondisi Zhang Zhi Jie tak membaik.
Bahkan setelah pertolongan yang dilakukan, kondisi Zhang tetap sama.
"Korban tiba di UGD RSUP Dr Sardjito dalam kondisi tidak ada napas, tidak ada nadi, disertai dengan tanda kematian sekunder."
"Di UGD RSUP Dr Sardjito, korban tetap dilakukan tindakan resusitasi jantung dan paru selama satu setengah jam. Akan tetapi tetap tidak ada respons sirkulasi spontan sehingga tidak dilakukan tata laksana penanganan lebih lanjut."
"Telah dilakukan penjelasan kepada official tim China maka tindakan pijat jantung luar dihentikan pada pukul 23.20 WIB."
"Dengan demikian, kesimpulan pemeriksaan dan penanganan korban baik di rumah sakit RSPAU Dr. S. Hardjolukito maupun di RSUP Dr Sardjito menunjukkan hasil yang sama," jelas Broto Happy.
Kini jenazah masih berada di RSUP Dr Sardjito dan akan dipulangkan setelah keluarga tiba di Indonesia.
"Saat ini jenazah masih berada di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito menunggu orang tua datang dari China. Tetapi tentunya proses pengembalian jenazah ke negara asal akan kami tanggung penuh dan kawal hingga selesai."
Terakhir, pihak PBSI meminta kepada seluruh pihak masyarakat tidak menyebarluaskan foto dan video Zhang Zhi Jie untuk menghormati keluarga korban.
(Tribunnews.com/Niken, Isnaini, Siti N)