Adanya tuduhan kasus tersebut menjadi cambuk besar bagi seluruh pemain dan pelatih Persikasi Bekasi.
Rici menegaskan, tuduhan suap yang dilakukan timnya dinilai salah sasaran dan tidak tepat.
Sebab, seluruh pemain skuat Laskar Bendo Item sudah berjuang semaksimal mungkin di lapangan.
"Hal ini yang perlu diluruskan, karena pemain sudah berjuang maksimal di setiap pertandingan yang kita jalani," papar Rici.
Lebih lanjut, Rici enggan berbicara lebih dalam mengenai beberapa pengurus dari Persikasi Bekasi yang ditangkap oleh Satgas Anti-Mafia Sepakbola.
Keunggulan Timnas Indonesia U-23 Atas Thailand Ternyata Kemenangan Langka di SEA Games
Tiga Klub Indonesia yang Dikabarkan Minati Bintang Malaysia: Termasuk Persib Bandung
Hal Ini Jadi Faktor Kesuksesan Timnas U-23 Indonesia Bekap Thailand, Indra Sjafri Singung Rumput
Video Gol Egy Maulana Vikri yang Bikin Timnas U-23 Indonesia Ungguli Thailand Babak Pertama
Menurut Rici, saat ini fokusnya hanya sebagai pelatih dan memimpin pemain saat bertanding di lapangan.
"Kedua, terkait kasus ini (match fixing) saya tidak mau berkomentar terlalu jauh karena sudah diluar jangkauan saya sebagai pelatih. Saya dan para pemain hanya fokus di latihan dan pertandingan," tutur Rici Vauzi.
Seperti diketahui, sebelumnya Satgas Anti Mafia Bola telah berhasil menangkap enam orang yang diduga terlibat match fixing di pertandingan Liga 3 Jawa Barat antara Perses Sumedang menghadapi Persikasi Bekasi.
Penangkapan enam orang tersebut dilakukan Satgas Anti Mafia Bola pada Senin (25/11/2019) kemarin.
Keenam orang yang ditangkap itu adalah DSP (Wasit utama), BTR (Manajemen Persikasi bekasi), HR (Manajemen Persikasi Bekasi), MR (perantara), SHB (Manajer tim persikasi Bekasi) dan DS (Komisi Penugasan Wasit ASPROV PSSI Jawa Barat).