"Sulit untuk menghadapi semua cerita ini," ungkap Moukoko pada 2018 lalu.
"Bukan salah saya jika semuanya berjalan dengan baik," lanjutnya.
Mantan pelatih Moukoko di U-16, Michael Feichtenbeiner berpendapat, dia mendapat tantangan mental kala itu.
"Kemarahan tentang dia sangat ekstrim, dan spekulasi publik tentang usianya sering mengesampingkan apresiasi atas penampilannya yang sebenarnya di lapangan," ungkapnya.
Bahkan salah satu kejadian saat itu, saat Dortmund menghadapi Schalke U-19 dalam derbi Ruhr muda, dia mencetak 3 gol.
Namun, penonton berteriak, "mematahkan semua tulangmu," dan Moukoko harus "berbaring di kuburanmu.
Klip itu sempat viral, tapi, Moukoko menjawab dengan bijak bak pemain profesional.
"Saya akan terus melakukan hal yang saya lakukan. Itu passion saya.
"Itulah yang membuat saya bahagia," tulisnya dalam akun instagram pribadinya.
Saat dia menjawab tudingan dari komentar negatif dia menjawab, "Anda tidak akan pernah dapat menghentikan saya," jawabnya.
Belum lama ini, superstar baru Dortmund, Erling Braut Haaland mengaku bahwa dia adalah penggemar Moukoko.
"Moukoko jauh lebih baik daripada aku pada usianya.
"Saya belum pernah melihat anak berusia 15 tahun sebaik ini dalam hidup saya," tutur Haaland.
Menarik dinantikan, bagaimana kiprah sang supertalenta yang dimiliki Dortmund saat ini.
Yang jelas, Jerman merupakan tempat belajar yang tepat bagi pemain muda untuk mengembangkan kemampuan mereka.
(Tribunnews.com/Sina)