News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Champions

SKENARIO Chelsea Kalahkan Manchester City di Final Liga Champions, Syaratnya Nodai Nama Besar Tuchel

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih kepala Chelsea di Jerman Thomas Tuchel melakukan selebrasi setelah gelandang Inggris Chelsea Mason Mount (tak terlihat) mencetak gol kedua timnya dalam pertandingan sepak bola semifinal leg kedua Liga Champions UEFA antara Chelsea dan Real Madrid di Stamford Bridge di London pada 5 Mei 2021. Glyn KIRK / AFP

Skema tersebut dapat berbuah manis dengan skongan kecepatan yang dimiliki oleh pemain Chelsea.

Counter-attack menjadi senjata simpanan yang dapat digunakan untuk mengejutkan The Citizens.

Perpaduan pertahanan yang solid dengan serangan balik yang mematikan menjadi bom yang bisa menghancurkan mimpi Manchester City meraih treble winners.

Kecepatan pemain yang dimiliki oleh Timo Werner, Hakim Ziyech, Christian Pulisic hingga Mason Mount bisa menjadi malapetaka bagi The Citziens.

Manajer Manchester City Spanyol Pep Guardiola (tengah) merayakan dengan para pemainnya selama upacara penghargaan trofi Liga Premier setelah pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester City dan Everton di Stadion Etihad di Manchester, barat laut Inggris, pada 23 Mei 2021. (PETER POWELL / POOL / AFP)

Pola permainan Manchester City sejak awal harusnya sudah bisa ditebak, yakni ball possession.

Seperti Tuchel yang mengusung gaya bermain ofensif, Manchester City di bawah asuhan Pep Guardiola juga menerapkan hal serupa.

Kontrol akan pertandingan yang dikombinasikan dengan kecepatan sisi sayap menjadi ciri khas permainan The Citizens saat ini.

Mau tak mau bagi Chelsea untuk dapat membalikkan prediksi kemenangan ialah mengorbankan lapangan tengah mereka.

Pertahanan yang solid menjadi fokus yang lebih diutamakan untuk menahan gempuran serangan Sergio Aguero dan kolega.

Meskipun demikian, skenario ini nampaknya kecil kemungkinan untuk digunakan oleh seorang Thomas Tuchel.

Selain merusak nama besarnya, juga menodai filosofi yang ia usung sebagai juru taktik penganut gaya bermain menyerang.

(Tribunnews.com/Giri)

Ikuti berita Liga Champions

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini