Jawabannya, adalah Jose Pakerman, Aimar dan Scaloni, adalah pengagum mantan pelatih Argentina dan Kolombia.
Pakerman menekankan pentingnya komunikasi antar pemain dan disiplin taktik, dan membuat pemain mengurangi ego di tengah lapangan.
“Saya tidak suka mendengar bahwa tidak ada lagi pemain kreatif,” ujar Aimar di The Athletic.
“Saya terutama tidak suka mendengarnya setelah 800 sesi pelatihan, sangat mungkin tidak akan ada pemain kreatif jika semuanya, Saya mengerti cara menguasai bola,"
"Tetapi saya lebih percaya bahwa kita sebagai pelatih harus bertanggung jawab atas kurangnya kreativitas yang seharusnya atau yang sebenarnya,"
"Permainan defensif dapat dikalahkan oleh pemain kreatif, Sepak bola adalah tentang emosi dan imajinasi. Ini bukan catur.” tutup Aimar.
Secara taktikal Scaloni turun dengan skema 2-3-3-2, dengan pendekatan lebih bertahan.
Taktik tersebut bukan hal baru, Marcelo Bielsa melakukannya di Athletic Bilbao dan Leeds United.
Formasi tersebut sebenarnya gagal di Piala Dunia 2018, Messi tidak bisa berkreasi dengan maksimal, yang membuat Messi berubah 180 derajat adalah bagaimana Scaloni "melindungi" Messi.
Pemain Barcelona ini dikawal oleh Rodrigo de Paul dan juga Angel Di Maria, kemampuan defensif keduanya, sangat membantu Messi, dan juga membuat Messi memiliki ruang.
De Paul dan Di Maria akan menarik pemain lawan, menciptakan ruang kreasi bagi Messi membangun serangan.
Baca juga: Deretan Pemain LaLiga Gemilang di Euro & Copa America: Lionel Messi Juara, Pedri Pemain Muda Terbaik
Jangan heran jika Messi menguasai turnamen kali ini, ia menjadi pemain yang paling banyak mencetak gol dengan 4 gol, 5 asis, mencitpakan 21 peluang, melakukan 133 umpan di daerah lawan, 29 sepakan 11 diantaranya tepat sasaran.
Catatan tersebut adalah rekor di Copa America 2021.
“Saya sangat mempercayai tim ini, tim yang semakin kuat sejak Copa América terakhir,” kata Messi usai mengangkat trofi.