TRIBUNNEWS.COM - Kehilangan Hakan Calhanoglu, sempat membuat keraguan akan permainan AC Milan di awal musim.
Ketidakhadiran Calhanoglu yang pindah ke Inter Milan, justru memberikan ruang untuk Stefano Pioli berkreasi, menempatkan Brahim Diaz yang lebih pekerja di belakang striker.
Stefano Pioli, sempat mendatangkan Olivier Giroud dan mengandalkan Zlatan Ibrahimovic sebagai ujung tombak nomor 9, keduanya impresif.
Sampai akhirnya Ibrahimovic mengalami cidera, mestinya Giroud mengambil tempatnya.
Menariknya, Pioli memilih Ante Rebic sebagai nomor 9, dalam skema trisula di lini depan.
Hasilnya, AC Milan lebih dinamis dengan kehadiran pemain asal Kroasia ini, tidak bertumpu pada satu penyerang tunggal, Rebic selalu menyiapkan ruang untuk rekannya.
Baca juga: Kualitas Ciprian Tatarusanu di AC Milan, Nyaris Gabung Juventus, Keyakinan Pioli & Gantikan Maignan
Baca juga: Periode Sulit Lukaku bersama Inter Milan Sempat Diwarnai Goda & Rayuan Manchester City
Inilah Ante Rebic di AC Milan, dalam dua musim terakhir, namanya selalu menjadi back-up untuk apapun situasi Rossonerri.
In caso di emergenza… chiamare Rebic, adalah anekdot yang sempat dilontarkan oleh La Gazetta, mengenai pemain berusia 28 tahun ini, yang selalu menjadi solusi apapun untuk AC Milan.
Ante Rebic memang bukan pemain yang banyak protes, ia juga multi posisi.
Dalam skema Pioli, ia bermain di posisi penyerang sayap, gelandang serang, bahkan bek kiri di laga melawan Verona musim lalu.
Tetapi, hasilnya selalu memuaskan, tidak pernah ada masalah memainkan Rebic, dan selalu menyelamatkan Stefano Pioli dari kebuntuan taktik.
Hadirnya Rebic, membuat AC Milan bisa menjadi tim yang multi skema, bisa menjadi 4-2-3-1, 4-4-2 atau bahkan 3-4-2-1 .
Di laga melawan Juventus akhir pekan lalu, Rebic kembali menjadi pilihan utama, dan kehadirannya membuat Juventus tidak berbuat banyak ketika menyerang balik.
Dan seperti biasa, Rebic menjawab kebuntuan lewat skema bola mati yang menjadi andalannya, ia berhasil menyelinap di antara para pemain belakang Juventus.