Selama 112 hari itu, Ranieri membawa Watford melakoni 14 laga, 13 di Liga Primer, dan satu laga di Piala FA, dimana timnya langsung tersingkir.
Di Liga Primer, The Hornets asuhan Ranieri hanya bisa dua kali menang dengan sepuluh kalah, dan satu seri.
Total, hanya meraup tujuh poin dari potensi 29 poin. Walhasil, Watford kini makin terbenam di zona degradasi di peringkat 19 dengan 14 poin dari 18 kali berlaga.
Situasi terus memburuk di kubu The Hornets belakangan. Mereka tak pernah menang dalam sembilan laga terakhir.
Dengan catatan delapan kali kalah, dan sekali seri. Sejumlah media di Inggris memprediksi Ranieri bakal dipecat akhir tahun lalu.
Ternyata, ia hanya berhasil bertahan tak sampai sebulan dari yang diperkirakan.
Ini adalah kali kedua Watford memecat pelatih pada musim 2021-2022.
Sebelumnya, kubu di Hertfordshire tersebut telah memecat Xisco Munoz pada 3 Oktober 2021, saat klub berada berada di urutuan ke-14.
Kemudian, mereka merekrut Claudio Ranieri yang sudah banyak pengalaman, terkhusus di Liga Primer Inggris.
Bagi Ranieri, ini adalah kali keempat dirinya harus mengakhiri masa jabatan di Liga Inggris.
Adapun klub-klub Inggris lain yang pernah ditanganinya, yakni Chelsea, Leicester City, dan Fulham.
Pencapaian terbesar Ranieri di Liga Inggris hadir saat membawa Leicester juara Liga Inggris 2015-2016.
Sayangnya, juru taktik berusia 70 tahun itu tak mampu mengulangi dongeng indah tersebut bersama Watford.