"Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa tetapi Anda harus berhenti menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini karena saya tidak punya jawaban untuk Anda," ujar Tuchel.
Pada saat menjawab pertanyaan itu, Tuchel terlihat sangat gelisah dan menggebrak meja setelah mengeluarkan isi hatinya.
Baca juga: Hasil dan Klasemen Liga 1 Pekan 28, Bali United Ditempel Persib, Arema FC Tertinggal 5 Poin
Baca juga: Pelatih Persija: Selamat Persib, Akhirnya Menang Setelah Coba Empat Kali
Di sesi konferensi pers klub sebelumnya, Tuchel mengaku bahwa ia merasa takut pada kondisi saat ini.
Namun, dengan rasa takut yang dimilikinya itu, Tuchel akan mencoba untuk tetap fokus menangani Chelsea.
Pelatih asal Jerman tersebut mengatakan bahwa dirinya dan anak-anak asuhnya memiliki hak untuk fokus pada olahraga.
Pernyataannya tersebut mengisyaratkan bahwa jangan ada lagi pertanyaan di luar olahraga untuk sesi konferensi pers selanjutnya.
Tuchel beberapa kali juga terlihat menegaskan bahwa ia dan timnya tidak terganggu dengan keputusan Abramovich yang kemungkinan akan meninggalkan klub.
Baca juga: Berita Milan, Eks-Manajer Roma Merapat, Maldini Biarkan Kessie ke Barca, Leao Ungkap Makna Surfer
Hal tersebut tidak mengganggu permainan mereka di lapangan, karena Tuchel mengaku jarang berbicara pada Abramovich.
Ia mengaku lebih sering berbicara tentang tim bersama dengan direktur olahraga sekaligus legenda Chelsea, Petr Cech.
Sekarang, misi Tuchel adalah membawa Chelsea melaju ke babak perempat final Piala FA musim ini.
Baca juga: Rusia Serbu Ukraina, Abramovic Diusir dari Chelsea, Rugi Hingga Rp 9,7 T, The Blues Dilego?
Pengusaha Tajir dari Swiss Siap Beli Chelsea
Baca juga: Dipantau Ralf Rangnick, Alejandro Garnacho Wonderkid Man United yang Siap Naik Kelas
Masih seputar eksistensi Roman Abramovich di Chelsea yang belakangan terusik gegara invasi militer Rusia ke Ukraina, pria Rusia itu dikabarkan telah menawarkan klubnya tersebut kepada beberapa investor kaya yang ada di dunia.
Abramovich melakukan itu akibat buntut dari hubungan politik yang dimilikinya dengan presiden Rusia, Vladimir Putin.
Ia dikenakan sanksi oleh pemerintah Inggris karena ambil bagian dengan rezim yang dibangun oleh Putin.