News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Warisan Elite Abramovich untuk Todd Boehly: Membangun Cobham, Mengorbitkan Bibit Unggul Chelsea

Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tempat latihan Chelsea di Cobham London

"Mereka bebas menyerang, bergerak ke depan dan masuk ke kotak penalti lawan, namun tak melupakan tanggung jawabnya di belakang," lanjutnya.

"Saya menempatkan mereka ke dalam kotak penalti untuk mencetak gol dan memberi ancaman kepada lawan," jelas juru taktik asal Jerman tersebut.

Reece James yang sudah menciptakan 7 gol dan 6 assist untuk The Blues musim ini memang sudah direncanakan oleh Tuchel.

Bek Chelsea Inggris Reece James (kiri) bersaing dengan pemain depan Real Madrid Brasil Vinicius Junior selama pertandingan sepak bola leg kedua perempat final Liga Champions UEFA antara Real Madrid CF dan Chelsea FC di stadion Santiago Bernabeu di Madrid pada 12 April 2022. (Photo by OSCAR DEL POZO / AFP) (AFP/OSCAR DEL POZO)

Ia percaya dengan insting mencetak gol James, dan membuat Tuchel memutar otak untuk memberinya ruang agar dapat mencetak gol sebanyak mungkin.

"Saya tak pernah meragukan kemampuannya (James) untuk mencetak gol, ia tak butuh latihan untuk melakukannya," puji Tuchel dilansir Goal International.

"Penyerang kami akan berkorban dan memberi celah kepada lini kedua untuk menciptakan peluang," lanjutnya.

Ya, jika Mason Mount dan Reece James menjadi tulang punggung tim di musim ini, ada nama lain yang sukses menghadrikan pundi-pundi uang untuk The Blues.

Ia menjadi pemain termahal yang sukses Cobham jual di bursa transfer awal musim lalu. Adalah Tammy Abraham.

Striker berpostur 190cm itu dijual Chelsea menuju AS Roma dengan gelontoran dana sebanyak 34 juta pound sterling atau sekitar Rp 678 miliar.

Musim panas 2017, ada 38 pemain Chelsea yang dipinjamkan, satu nama menjadi sorotan, yaitu Tammy Abraham.

Saat itu, Tammy yang berusia 19 tahun, bermain bersama Bristol City, di kompetisi kasta kedua Inggris, Championship.

Walaupun hanya bermain di kasta kedua, tapi nama Tammy mencuat kepermukaan berkat gelontoran gol yang ia boyong selama satu musim.

Di musim itu, Tammy muda mencetak berhasil mencetak 21 gol bagi Bristol.

Dengan rincian 18 gol di Liga, dan tiga gol di EFL Cup.

Torehan golnya tersebut sukses memecahkan rekor yang pernah dipegang oleh penyerang Lyon, Moussa Dembele.

Nama Tammy tercatatat dalam sejarah sebagai penyerang berusia di bawah 20 tahun yang mampu mencetak lebih dari 15 gol di kompetisi Championship.

Di akademi Chelsea, Tammy merupakan mesin pencetak gol yang hampir selalu sukses mencatatkan namanya di papan skor pada setiap pertandingan yang dimainkannya.

Dari dua musim yang dijalaninya di tahun 2014/2015 dan 2015/2016.

Pemain depan Roma Tammy Abraham dari Nigeria bereaksi selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter Milan dan AS Roma di stadion San Siro di Milan pada 23 April 2022. (MARCO BERTORELLO / AFP)

Tammy berhasil membukukan 74 gol dari 98 pertandingan.

The Blues muda pun berhasil dibawa pemain berpostur 193 cm ini menjuarai FA Youth Cup dan Liga Champions U-19 dua musim berturut-turut di tahun yang sama.

“Ia (Tammy) bermain menggunakan kekuatan fisiknya seperti seorang lelaki, dan sangat menyenangkan untuk melihat pemain muda yang berkembang di akademi,” kata Hiddink yang saat itu melatih Chelsea.

Di tahun-tahun selanjutnya, Tammy dipinjamkan The Blues ke tim Swansea City dan Aston Villa.

Di Aston Villa, Tammy lagi-lagi berhasil menunjukan bahwa ia adalah stiker yang haus gol.

Pemain asal Inggris itu berhasil mencetak 26 gol dan 3 assist dari 40 pertandingan bersama Villa.

Keganasan Tammy pun dicium oleh pelatih baru Chelsea saat itu, Frank Lampard.

Di musim 2019/2020, Lampard memulangkan Tammy ke Chelsea bersama Mason Mount yang saaat itu bermain di Liga Belanda.

Lampard bahkan rela mencadangkan stiker sekaliber Olivier Giroud, untuk memberi tempat kepada striker 21 tahun yang datang dari tim kasta kedua.

Kepercayaan dari Lampard pun berhasil dibayar dengan baik oleh Tammy.

Ia berhasil mencetak 15 gol dan 3 assist dari 34 pertandingan bersama The Blues di Liga Inggris.

Di musim selanjutnya, Tammy kembali menjadi andalan untuk Lampard.

Meskipun The Blues sukses mendatangkan dua pemain Bundesliga, yaitu Timo Werner dan Kai Haverz, pilihan Lampard untuk mengisi pos di lini depan tetap jatuh pada Tammy.

Timo digeser ke kiri, dan Haverz bermain di kanan, sedangkan Giroud, tetap menjadi pilihan kedua di bangku cadangan.

Dipecatnya Frank Lampard untuk digantikan mantan pelatih PSG, Thomas Tuchel, seakan menjadi mimpi buruk untuk Tammy.

Di tangan Tuchel, Chelsea lebih sering bermain dengan skema 3-4-3 dengan bermain tanpa adanya striker murni.

Baca juga: Prediksi Real Betis vs Barcelona di Liga Spanyol, Xavi Butuh 3 Poin demi Tiket UCL Musim Depan

Baca juga: Hasil Klasemen Liga Italia: Menang Tipis dari Tim Sekota Juve, Napoli Bikin AC Milan Kian Kelabakan

Kai Haverz yang sebelumnya lebih sering bermain sebagai gelandang dan winger kiri, dijadikan Tuchel sebagai pemain False Nine, dan Tammy hanya duduk di bangku cadangan.

Tuchel tak sedikit pun memiliki rencana untuk memberikan menit bermain pada Tammy. Ia bukanlah striker yang diinginkan pelatih asal Jerman tersebut.

Puncaknya, di musim ini, Chelsea sukses merekrut bomber Inter Milan dengan biaya 115 juta euro.

Kedatangan Lukaku sudah jelas mengartikan bahwa sudah tidak ada lagi tempat bagi Tammy untuk mengisi lini serang The Blues.

(Tribunnews.com/Deivor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini