Pemain Arema FC dirasa Almeida berhasil bermain lebih efektif meskipun tidak seagresif Borneo FC.
Terbukti, peluang-peluang yang dimiliki Arema FC jauh lebih mengancam gawang daripada Borneo FC.
“Siapa yang banyak membuat peluang mencetak gol? Adalah Arema,” ujar Eduardo Almeida.
“Kami memiliki lebih banyak (peluang). Mereka membuat satu atau dua peluang di menit-menit akhir. Tapi, lebih banyak menyerang,” katanya lagi.
Pada laga leg pertama final Piala Presiden 2022, Arema FC memperagakan skema 4-2-3-1 dengan menurunkan dua gelandang bertahan, yakni Jayus Haryono dan Rensi Yamaguchi.
Pada awal laga Singo Edan mengambil inisiatif menyerang terlebih dahulu dan berhasil unggul melalui sundulan Abel Camara pada menit ke-15.
Setelah gol tersebut Borneo FC makin agresif dan mengambil penuh penguasaan bola, dengan perbandingan persentase 58 persen-42 % .
Pemain menyerang Pesut Etam membuat Arema FC hanya mampu bermain di daerahnya sendiri nyaris sepanjang sisa babak pertama.
Pada babak kedua Arema FC menambah daya gedor dengan mengganti Jayus, lalu memasukkan M. Rafli.
Namun, Arema FC tetap mempertahankan skema pertahanan yang solid sambil mencari celah untuk melakukan serangan balik.
Menurut Eduardo Almeida, tudingan Milomor Seslija tadi sah-sah saja dilontarkan. Ia tidak keberatan, namun hasil akhir pertandingan yang akan berbicara.
“Ya kalau mau dibilang parkir bus silakan bilang parkir bus, itu menurut dia bukan menurut saya,“ kata Eduardo Almeida.
Borneo FC sendiri masih memiliki kesempatan untuk meraih gelar juara Piala Presiden 2022.
Rencananya leg kedua final Piala Presiden 2022 akan digelar pada Minggu (17/7/2022). (BolaNas/Suci Rahayu/Kompas.com)