Pengamat sepak bola, Pangeran Siahaan mengatakan para ofisial "sangat tuli" untuk menjadi tuan rumah pertandingan.
"Saya tidak percaya bahwa PSSI yang terkepung dan ketuanya berpikir bahwa ide terbaik untuk menunjukkan legitimasinya adalah dengan digambarkan tertawa dan menendang bola bersama dengan presiden FIFA," katanya dalam berita yang tayang di AFP.
Satuan tugas investigasi (TGIPF) pekan lalu meminta Iriawan, untuk mengundurkan diri atas bencana itu, bersama dengan seluruh komite eksekutif PSSI.
Anggota TGIPF yang juga Analis sepak bola Akmal Marhali, yang merupakan bagian dari gugus tugas, mengatakan dia pikir asosiasi akan membawa Infantino untuk memberikan penghormatan kepada para korban di kota Malang tempat tragedi itu terjadi.
"Saya tidak tahu siapa yang tiba-tiba memutuskan untuk bersenang-senang dengan pertandingan sepak bola ketika tanah kuburan masih basah," katanya.
Asosiasi tidak segera menanggapi komentar tentang pertandingan Selasa malam.
Kunjungan Infantino terjadi kurang dari tiga minggu setelah ia menggambarkan bencana itu sebagai "hari gelap" untuk sepak bola, dan sebelum negara Asia Tenggara itu menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA mulai Mei tahun depan.