Disisi lain, usaha Chelsea untuk merekrut pemain baru itu bertujuan untuk menambah kekuatan The Bleus dalam mengarungi musim ini.
Namun, ada pihak lain pula yang memberikan kritikan tajam lantaran Chelsea berbelanja pemain tidak berdasarkan kebutuhan tim.
Situasi pro kontra itu tentu menjadi tantangan yang harus disikapi secara bijak oleh Graham Potter selaku pelatih Chelsea.
Eks pelatih Brighton itu seakan diuji mental dan kepemimpinannya untuk bisa meramu skuad Chelsea pada musim ini.
Potter harus benar-benar bisa memanfaatkan kedalaman skuad Chelsea untuk bisa mengembalikan marwah The Blues di sisa musim ini.
Kedalaman skuad Chelsea memang terlihat benar-benar gemuk saat ini, apalagi jika pemain mereka yang cedera sudah pulih dari cedera.
Alhasil Potter akan diuji nyali dan keputusannya dalam menentukan siapa pemain utama yang akan menghiasi starting lineup timnya dalam setiap laganya.
Apalagi kondisi Chelsea saat ini terasa cukup pelik setelah tersingkir di ajang Piala FA dan Carabao.
Praktis, Chelsea hanya punya peluang memenangkan trofi dari dua kompetisi saja yakni Liga Inggris dan Liga Champions.
Apesnya pula, peluang Chelsea untuk meraih trofi dari dua kompetisi tersebut terasa sulit, jika melihat performa The Blues sejauh ini.
Di Liga Inggris, Chelsea masih terseok-seok di posisi kesepuluh klasemen, tertinggal 19 poin dari Arsenal selaku pemuncak klasemen.
Sementara di Liga Champions, Chelsea harus melewati tantangan Borussia Dortmund terlebih dahulu di babak 16 besar.
Alhasil kebijakan gila belanja pemain yang dilakukan manajemen Chelsea benar-benar menjadi ujian bagi Potter selaku juru taktik.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)