Rossoneri mendapatkan dua peluang terbaik, yang gagal dituntaskan.
Pertama menit ke-78 lewat sundulan Charles De Ketelaere memanfaatkan bola dari Olivier Giroud.
Sayang, arahnya melenceng padahal dia berdiri dalam posisi bebas.
Tak lama berselang giliran Malick Thiaw yang tandukannya meleset. Sampai bubaran skor bertahan 1-0 untuk Milan.
Diaz, sang pahlawan Milan, memberikan apresiasi tinggi kepada para fan Milan yang tampil militan di stadion.
“Kami semua menyinari San Siro, karena para penggemar juga luar biasa.
Kami memiliki beberapa situasi buruk di masa lalu, tetapi sekarang kami harus melihat ke depan.
Ini bagus untuk tim, tim ini luar biasa dan dengarkan para penggemar ini – mereka luar biasa!," katanya memuji.
Pelatih Tottenham, Antonio Conte juga memuji atmosfer luar biasa di San Siro.
Mantan pelatih Inter, dan Juventus ini mendapatkan cemoohan panjang saat masuk ke dalam stadion.
Dan ia menganggap itu hal yang wajar.
“Itu bagian dari permainan, apa yang dilakukan penggemar, jadi kami hanya harus menerimanya bukan sebagai hinaan, tapi ejekan.
Saya belum pernah menjadi pelatih Milan, saya selalu menjadi lawan mereka di Juventus dan Inter,
jadi tidak dapat dihindari akan ada persaingan dan ejekan. Saya pikir itu dalam batasan wajar,” katanya.
Conte malah berharap para pendukung Spurs juga menciptakan atmosfer serupa saat leg kedua digelar di Stadion Tottenham, London, 9 Maret mendatang.
Dengan kapasitas Stadion Tottenham mencapai 62 ribu penonton, wajar Conte berharap ada atmosfer yang bisa mengintimidasi tim lawan seperti halnya yang didapat di San Siro.
"Agar bisa lolos, anda harus memainkan dua pertandingan. Ini laga pertama, tandang dan atmosfernya fantastis. Saya tahu San Siro dan susah untuk bermain dengan atmosfer seperti ini," kata Conte di BT Sport.
"Pada laga kedua, kami harus bermain di stadion kami dan fans kami harus menciptakan atmosfer seperti ini untuk bisa menyingkirkan mereka," ujarnya berharap. (Tribunnews/den)