TRIBUNNEWS.COM- Tendangan penalti ala panelka yang anggun dari Dani Carvajal memastikan kemenangan Spanyol 4-5 atas Kroasia lewat adu penalti dalam final Nations League di Stadion Feyenoord, Roterdam, Belanda, Senin (19/6) dini hari.
Spanyol pun mengakhiri kebuntuan meraih trofi, sejak terakhir mereka mengangkat trofi Piala Eropa 2012 silam.
Sementara lawan Spanyol, Kroasia, finalis Piala Dunia 2018, dan peringkat tiga Piala Dunia 2020, kembali gagal dalam pencarian trofi pertamanya.
Jauh-jauh hari, pelatih Spanyol, Luis de la Fuente sudah mempersiapkan pasukannya untuk kemungkinan adu penalti kontra Kroasia. Mereka pun sudah menyiapkan sejumlah eksekutor handal, termasuk di antaranya Carvajal.
Dan ternyata benar, kedua tim bermain imbang 0-0 dalam 90 menit pertama. Babak tambahan selama 30 menit, juga tak mengubah hasil akhir sehingga laga pun berlanjut ke adu penalti.
Ini menjadi adu penalti pertama Spanyol, setelah terakhir kali mereka kalah 0-3 dari Maroko pada babak 16 besar Piala Dunia 2022.
Tapi kenangan pahit itu sudah dilupakan, dan mereka justru sekarang jaid lebih percaya diri karena punya persiapan lebih dari cukup untuk drama tos-tosan ini.
Tim La Furia Roja sebenarnya bisa memenangkan adu penalti lebih cepat setelah Kiper Unai Simon menepis tendangan penalti Lovro Majer.
Spanyol pun unggul 3-4. Sayangnya, Aymeric Laporte gagal mengeksekusi penalti dengan baik hingga skor bertahan 4-4 setelah Ivan Perisic menjebol gawang Simon.
Untungnya, Simon kembali menepis tendangan eksekutor keenam Kroasia, Bruno Petkovic. Spanyol kemudian mengirimkan algojo keenamnya, Dani Carvajal.
Pelatih La Fuente sepertinya sudah mendesain agar sang bek jadi penendang penentu. Karena itulah, dia baru memasukkan di babak perpanjangan waktu di menit ke-97 menggantikan Jesus Navas.
Bek Real Madrid ini melangkah penuh percaya diri ke titik penalti.
Dengan dingin, dia lantas melepaskan tendangan panenka. Bola melambung dengan anggun, dan bersarang lembut ke gawang, sementara Kiper Dominic Livakovic mati langkah karena telah bergerak ke arah yang salah.
Sebuah gol penutup yang epik untuk mengantarkan trofi kelima La Furia Roja.
Sebelumnya, gelar Spanyol lainnya datang dari Piala Dunia 2010, dan Kejuaraan Eropa pada tahun 1964, 2008 dan 2012.