News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wawancara Eksklusif Sabina Katya

Wawancara Eksklusif Sabina Katya, Humas PT LIB, Alasan Banting Setir dari Wushu ke Dunia Sepak Bola

Penulis: Abdul Majid
Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto profil Public Relation PT Liga Indonesia Baru (LIB), Sabina Katya usai melakukan sesi wawancara khusus bersama wartawan Warta Kota, Rafzanjani di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Senin (12/2/2024). Tribunnews/Lendy Ramadhan

Tugas saya, menyampaikan segala informasi yang ingin diberikan PT LIB dan dibutuhkan masyarakat. Saya juga bertugas sebagai creative development, di mana saya buat campaign untuk membuat inisiatif dan membuka peluang baru kepada masyarakat sepakbola, entah itu klub atau fans. Jadi kami mau yang ada di LIB ini berkelanjutan dan tidak hanya itu-itu saja.

Sepak bola Indonesia jauh dari sempurna dan perlu banyak perbaikan. Apacara yang bakal dilakukan PT LIB?

Ya memang tidak mudah tapi kami enggak boleh jalan di tempat. Kami harus jalan terus. Jangankan
bola, mengurus wushu saja tidak mudah walupun prestasinya terus naik. Istilahnya (wushu) kan lebih kecil ya. Kalau di sepak bola tuntutannya banyak, semua orang indonesia nonton bola.

Kemudian masyarakat diajak naik kelas, bagaimana caranya tertib. Terus apa yang kami lakukan boleh dimonitor cuma kalau saya pantau sosmed (media sosial), itu lebih banyak yang menjatuhkan nih. Saya tahu mereka semangatnya pasti (liga) harus bagus tapi kami kan lagi berproses. Yang kami terapkan di sini, di negara lain susah pada awalnya. Misalnya VAR. Di Thailand atau di negara lain, mereka sampai empat tahun baru bisa (lancar).

Kemarin kembali muncul soal tunggakan gaji pemain. Apa langkah nyata PT LIB agar persoalan itu tak berulang setiap tahun?

Jadi untuk kasus yang kemarin, ternyata di musimlaluadakeputusan NDRC (National Dispute Resolution Chamber/Badan PeradilanArbitrase Nasional). Kabarnya sudah aman tapi ujung-ujungnya malah kejadian lagi. Ini yang sebenarnya kami juga bingung karena total tunggakannya tidak menutup dari kontribusi kami dan klub justru berharapnya kami cepat-cepat mencairkan dana kontribusi. Sedangkan di kami kan tidak bisa karena harus ada tanggung jawabnya. Kemudian apa langkah yang kami lakukan?

Kedepan, kami bakal memperketat "monitoring financial club" supaya kejadian ini tidak terulang kembali, karena jujur yang satu ini unik sih. Kami mau jemput bola untuk selalu monitor. Kami akan membuat standarisasi klub dan harus dipatuhi.

Selain VAR, hal apalagi yang menjadi program PT LIB?

Soal VAR kan karena kemarin-kemarin masalahnya di wasit. Kami ingin membuat kompetisi lebih objektif. Lalu ada Liga Fans ID (aplikasi) karena memang kami fokus ke suporter karena lumayan banyak insiden yang melibatkan mereka. Karena ingin membangun sepak bola Indonesia, kami ingin satu pintu terkait data suporter.

Jadi kalau misalnya dia berbuat tidak baik, rusuh, kami bisa antisipasi kedatangannya (ke stadion). Kami punya istrumen untuk mendeteksi orang-orang yang tidak tertib supaya orang merasa nyaman berada di stadion.

Kalau misalnya orang-orang nyaman, pastinya akan banyak yang mau ke stadion. Kami tidak mau lagi ada orang yang datang ke stadion untuk nonton sepak bola tapi kapok karena rusuh terus. Kemudian ada "LIB Superapp". Di aplikasi itu suporter bisa membeli tiket pertandingan dan terintegrasi dengan hotel dan tiket pesawat.

Jadi kalau mau nonton pertandingan di sebuah kota misalnya, bisa ke "LIB Superapp". Pesan pesawat dan hotel itu ada diskonnya. Intinya kami di sini terus berbenah, mohon kerjasamanya.

(Tribunnews/Abdul Majid)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini