TRIBUNNEWS.COM - Data dari Conviva, sebuah perusahaan analisa data, menunjukkan gelaran Piala Dunia 2018 memecahkan rekor pemirsa streaming dengan 7,7 juta pemirsa dari Asia, Eropa, dan Amerika Utara.
Rekor ini ditorehkan saat pertandingan antara Argentina-Islandia. Sebagai perbandingan, Piala Dunia 2014, angka penonton tertinggi live streaming hanya 3,2 juta penonton. Adapun pada Piala Dunia 2010 hanya sebanyak 1,5 juta penonton live streaming.
Berkaca pada itu, pada kegiatan musiman seperti Piala Dunia dan Lebaran membutuhkan penyediaan layanan konektifitas yang dinamis dan berkinerja tinggi yang dapat ditingkatkan sewaktu-waktu.
Seringkali penyedia layanan telekomunikasi kesulitan untuk memberikan pelayanan musiman pada saat dibutuhkan.
Untuk mengatasi tantangan ini dan juga tantangan perkembangan kebutuhan telekomunikasi terkini, lebih dari 450 penyedia layanan telekomunikasi dari 45 negara yang tergabung dalam Global Carrier Community (GCC) berkumpul di Intercontinental Hotel, Singapura pada pada 26-27 Juni 2018.
“Kebutuhan konektifitas saat ini membutuhkan layanan cerdas yang menyinergikan kebutuhan aplikasi dan kemampuan infrastuktur secara terintegrasi,” demikian disampaikan CEO Esri Indonesia, Dr A Istamar, satu di antara panelis utama dalam forum tersebut.
“Bukan saatnya lagi penyedia infrastruktur hanya memberikan layanan jaringan dan perangkat saja, namun juga harus memiliki kemampuan mengintegrasikan dinamika kebutuhan aplikasi dengan kebutuhan layanan konektifitas secara otomatis,” papar Istamar.
Disebutkan, di Indonesia, terjadi juga lonjakan penggunaan jaringan telekomunikasi pada saat Lebaran.
Hal tersebut sejalan dengan tren penggunaan media sosial yang semakin meningkat, baik sebagai hiburan maupun untuk berkomunikasi dengan kerabat.
“Teknologi yang dibutuhkan adalah Software Defined Network (SDN) yang memiliki kemampuan kecerdasan integrasi secara dinamis antara aplikasi dan jaringan infrastruktur,” kata Istamar.
Dengan kecerdasan ini, sebagai contoh aplikasi streaming dapat dengan sendirinya meningkatkan kapasitas jaringan dan secara cerdas memprioritaskan video streaming dibanding lalu lintas data lainnya.
Lebih lanjut, Istamar menambahkan, apabila dibutuhkan penambahan peladen (server) maka dengan sendirinya pengendali cerdas akan menciptakan peladen-peladen tambahan sesuai kapasitas yang dibutuhkan.
Apabila peladen utama mengalami gangguan, maka pengendali cerdas akan menciptakan peladen cadangan yang identik dengan peladen utama sehingga layanan tidak terhenti.
Teknologi SDN memungkinkan proses ini dapat dilakukan secara transparan tanpa intervensi manual pengguna dan penyedia jasa (operator).