Maka tidak lupa untuk para perusahaan membekali pegawainya dengan aplikasi VPN untuk bekerja dari jarak jauh.
Agar tak mengandalkan aplikasi VPN perlu juga diterapkan Zero Trust Network Access (ZTNA) dan Secure Access Service Edge (SASE) jika perusahaan mempunyai anggaran keamanan yang besar.
"Sebelumnya di tanah air sendiri sempat ada kabar bahwa Pertamina diserang oleh ramsomware RansomEXX, namun perusahaan plat merah itu belum melakukan konfirmasi terkait hal tersebut."
"Namun dari info yang didapat ada juga beberapa perusahaan tanah air lain yang juga terkena serangan tersebut,” tegas Pratama.
Ditambahkan olehnya kejadian semacam itu seharusnya tidak terjadi di perusahaan - perusahaan yang ada di tanah air.
Sebaiknya perusahaan negara selalu bekerjasama dengan BSSN untuk melakukan audit digital forensic dan mengetahui lubang-lubang keamanan mana saja yang ada pada sistem.
Langkah ini sangat perlu dilakukan untuk menghindari pencurian data di masa yang akan datang.
“Peristiwa ini adalah peringatan bagi perkembangan industri teknologi di tanah air yang terkoneksi dengan internet."
"Bisa dibayangkan bila perusahaan atau sektor strategis dan vital negara banyak yang terkena serangan malware dan juga ransomware. Blackout akan kembali mengancam kehidupan,” jelas pria asal Cepu Jawa Tengah ini.
Menurut Pratama sebaiknya di tanah air sedari dini pemerintah segera menyelesaikan RUU Perlindungan Data Pribadi dan RUU Ketahanan Keamanan Siber, untuk melengkapi perundangan yang menaungi wilayah siber.
Semua pihak dituntut harus bisa meningkatkan keamanan pada sistem informasinya, meningkatkan perlindungan data, meningkatkan edukasi keamanan siber SDM dan adopsi teknologi terkini.