Melansir dari CNN, tawaran pesangon Twitter menjanjikan pemberian satu bulan gaji sebagai imbalan untuk menyetujui berbagai persyaratan yang diajukan perusahaan, termasuk perjanjian non-disparagement dan melepaskan hak untuk mengambil tindakan hukum apa pun terhadap perusahaan, menurut seorang pengacara yang mewakili lusinan mantan karyawan Twitter yang terkena dampak PHK, Lisa Bloom.
Banyak yang tidak puas dengan tawaran pesangon Twitter, karena tawaran tersebut kurang dari " 3 bulan pesangon " yang sebelumnya dijanjikan oleh pemilik baru Twitter Elon Musk, kata Bloom.
Baca juga: Perjalanan Elon Musk Akuisisi Twitter: Sempat Saling Gugat Akhirnya Resmi Beli Senilai Rp668 Triliun
Jumlah tersebut juga jauh lebih sedikit daripada yang diberikan oleh perusahaan lain seperti induk Facebook, Meta Platforms Inc, yang memberhentikan ribuan pekerja di seluruh dunia, yang menjamin karyawan terdampak PHK dengan 16 minggu gaji pokok ditambah gaji dua minggu untuk setiap tahun masa kerja mereka.
Mantan karyawan Twitter sekarang terjebak dengan pilihan apakah akan menerima pesangon atau bergabung dengan ratusan mantan pekerja Twitter lainnya yang telah mengajukan tuntutan arbitrase atau tuntutan hukum terhadap perusahaan.
“Kami telah mendengar dari ratusan karyawan Twitter yang mempertimbangkan pilihan mereka dan tidak senang hanya ditawari pesangon satu bulan, padahal mereka dijanjikan lebih banyak lagi,” ujar pengacara Shannon Liss-Riordan, yang bekerja atas nama mantan karyawan Twitter.
“Kami telah mengajukan ratusan klaim arbitrase dan akan terus mengajukannya,” ungkapnya.
Perseturuan mengenai pesangon ini terjadi ketika Musk berjuang untuk memotong biaya operasional di perusahaan media sosial yang dibelinya pada Oktober sebesar 44 miliar dolar AS.
Setelah memberhentikan separuh tenaga kerja perusahaan pada awal November, Musk terus memangkas dan memecat karyawan, serta meminta pekerja Twitter bekerja keras di bawah kepemimpinannya.
Tim Trust and Safety Twitter dilaporkan mengalami PHK tambahan pada Jumat (6/1/2023), menurut laporan dari Bloomberg selama akhir pekan kemarin.
Bloom, yang mengatakan dia juga telah mengajukan lusinan tuntutan arbitrase atas nama mantan karyawan Twitter, mengatakan tawaran pesangon tidak termasuk bonus prorated atau percepatan pembagian saham untuk karyawan yang memenuhi syarat, yang bisa berjumlah puluhan atau ratusan ribu dolar AS dari dana yang hilang untuk beberapa pekerja yang terkena dampak PHK.
Twitter biasanya memberikan tunjangan seperti itu kepada karyawan yang di-PHK sebelum akuisisi Musk, katanya.
Tawaran pesangon juga mengharuskan karyawan yang menandatangani persetujuan untuk tidak bekerja sama sebagai saksi dalam tindakan hukum apa pun yang diajukan oleh pihak ketiga terhadap Twitter.
Mereka juga harus setuju untuk bekerja sama atas nama Twitter dalam pembelaannya untuk "memberikan informasi yang benar" sebagai saksi dalam tindakan hukum apa pun terhadap perusahaan tersebut, menurut Bloom.
Seorang karyawan Twitter yang diberhentikan selama PHK massal awal November men-tweet pada akhir pekan kemarin, mendesak sesama karyawan yang terkena dampak pemecatan untuk tidak "mengklik atau menerima APA SAJA dalam tawaran itu" tanpa terlebih dahulu berbicara dengan seorang pengacara.