News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kantor Cabang di Singapura Tutup, Elon Musk Jual Mikrofon Hingga Mesin Kopi, Twitter akan Bangkrut?

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kabar akan kebangkrutan media sosial Twitter ramai dibicarakan usai Elon Musk kesulitan membayar sewa gedung untuk operasional karyawannya di berbagai negara. Akibat kesulitan biaya, CEO Twitter itu pun memutuskan melakukan lelang sejumlah barang yang ada di kantor cabang San Francisco, Amerika Serikat untuk membayar sewa gedung.

“Bagi saya pribadi, uang adalah salah satu komponennya. Ini tentang prinsip. Saya sangat percaya bahwa kita harus membuat orang bertanggung jawab atas janji yang mereka buat dan gagal memenuhinya,” katanya.

Akuisisi Twitter

Twitter merupakan media sosial yang mulai berdiri sejak 21 Maret 2006 di California, AS. Platform ini didirikan oleh Jack Dorsey, Evan Williams, Christopher “Biz” Stone dan Noah Glass.

Pada 2007, Twitter diperkenalkan sebagai perusahaan baru yang dipimpin oleh Jack Dorsey sebagai CEO Twitter pertama. Sejak saat itu pula popularitas Twitter kian meningkat hingga tercatat ada lebih dari 400.000 kicauan setiap harinya.

Baca juga: Twitter Menunggak Sewa Gedung Hingga 136.250 Dolar AS, Elon Musk Terancam Kena Tuntutan

Seiring berjalannya waktu, CEO Tesla yang juga sebagai miliarder papan atas yakni Elon Musk mengakuisisi Twitter pada April lalu.

Pada 5 April, Musk mengungkapkan bahwa dia telah membeli lebih dari 9 persen saham Twitter di pasar terbuka.

Pada awalnya, dia ditawari kursi dewan. Rencana itu gagal dengan cepat dan Twitter memutuskan untuk mengadopsi strategi poison-pill untuk mencegah pengambilalihan oleh Musk.

Musk kemudian membuat penawaran untuk membeli Twitter seharga 54,20 dolar AS per saham atau sekitar 44 miliar dolar AS. Harga yang jauh di atas harga saham perusahaan pada saat itu.

Pada 25 April, Twitter memutuskan untuk menerima tawaran Musk.

"Dewan Twitter melakukan proses yang bijaksana dan komprehensif untuk mengkaji proposal Elon dengan fokus yang terarah pada nilai, kepastian, dan pembiayaan," kata Ketua Dewan Independen Twitter, Bret Taylor, dalam sebuah pernyataan.

Pada 13 Mei, Musk mengatakan bahwa dia menunda kesepakatan untuk mengakuisisi Twitter sementara waktu, sambil menunggu informasi tambahan tentang jumlah akun palsu dan spam di Twitter.

Hal itu terlepas dari pernyataan Twitter selama bertahun-tahun yang menampilkan perkiraannya bahwa kurang dari lima persen akun di platform tersebut merupakan akun palsu.

Baca juga: Twitter Dilaporkan Belum Bayar Sewa Gedung Kantornya Selama Berminggu-minggu

Musk kemudian menuduh Twitter menutup-nutupi jumlah akun bot dan spam di platform itu dan gagal menanggapi permintaan informasi tentang masalah tersebut.

Karena tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai masalah bot, Twitter akhirnya menggugat Elon Musk di pengadilan Delaware untuk memberlakukan kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS.

CEO Tesla itu akhirnya menuntut balik, dan kembali menuduh Twitter melakukan penipuan hingga akhirnya tanggal persidangan ditetapkan pada 17 Oktober di Delaware.

Pada 28 Oktober, Musk secara resmi menyelesaikan akuisisi, mengambil alih Twitter dan segera memecat eksekutif kunci, termasuk CEO Parag Agrawal dan direktur kebijakan Vijaya Gadde.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini