"Di Korea Selatan itu, ada 3 presenter yang dipecat dan diganti dengan presenter virtual. Karena yang satu pernah maki-maki saat lagi live, ada yang membully, dan itu diganti oleh AI," sambungnya.
Meski ada sederet dampak negatif, Usman juga mengungkap peran AI tidak menutupi adanya dampak positif.
Yang paling utama penggunaan kecerdasan buatan dalam media masa, dengan penggunaan teknologi yang pesat, dalam periode waktu 3 tahun ke belakang berpengaruh terhadap keberlanjutan media masa, pada umumnya.
Baca juga: Beredar Video Palsu PM Jepang Fumio Kishida, Sang Pembuat Video Akui Gunakan Teknologi AI
Ini dapat terlihat banyak dari perusahaan media massa nasional maupun internasional yang mulai beralih dengan kecerdasan buatan.
Di mana AI mampu dengan mudah membuat artikel jurnalistik yang dipublikasikan.
Meskipun, pada akhirnya memerlukan koreksi terkait kosa kata hingga penulisan sudut pandang berita.
"Saya baru saja membuat Press Release (artikel siaran pers) dengan AI, kita harus beresin itu mulai dari sisi grammar-nya ataupun dari sisi konten, kemudian sudut pandang, dan di situlah peran manusia tetap dibutuhkan dalam penggunaan AI," ungkap Usman
"Dan yang paling penting sekali lagi adalah copyright," pungkasnya.